Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2021, 18:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abses hati merupakan kista berisi nanah yang terdapat pada hati dan dapat terjadi pada siapa saja dari segala kalangan usia.

Meskipun tidak mengancam nyawa, abses hati dapat menjadi berbahaya jika menyebarkan infeksi.

Baca juga: Kenali Apa itu Abses, Biang Luka Disertai Nanah yang Menyakitkan

Gejala

Berdasarkan Healthgrades, berikut gejala abses hati yang perlu Anda ketahui, meliputi:

Gejala umum

  • Sakit perut, terutama di bagian kanan atas
  • Kotoran berwarna tanah liat
  • Batuk
  • Urine gelap
  • Diare
  • Demam atau kedinginan
  • Nyeri sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Lesu
  • Mual dengan atau tanpa muntah
  • Nyeri dada
  • Berkeringat
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata.

Gejala kronis

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala berikut ini karena dapat mengindikasikan kondisi yang mengancam jiwa.

  • Perubahan status mental atau perilaku mendadak, seperti kebingungan, lesu, halusinasi, dan delusi
  • Demam tinggi
  • Gerakan tersentak-sentak
  • Detak jantung cepat
  • Masalah pernapasan, seperti sesak napas, kesulitan bernapas, atau ketidakmampuan untuk bernapas
  • Rasa sakit yang parah
  • Muntah.

Baca juga: Abses: Penyebab, Komplikasi, hingga Cara Mengatasinya

Penyebab

Abses hati dapat disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada darah, sistem pencernaan, atau perut.

Selain itu, cedera dari prosedur pembedahan atau trauma lain juga dapat menjadi penyebab kondisi ini.

Mengutip Healthgrades, berikut faktor-faktor penyebab abses hati, antara lain:

  • Infeksi bakteri di saluran pembuangan empedu
  • Infeksi bakteri di perut yang berhubungan dengan radang usus buntu, divertikulitis, atau usus berlubang
  • Infeksi aliran darah
  • Infeksi Entamoeba histolytica yaitu organisme yang dapat menyebar melalui air atau melalui kontak dengan orang lain
  • Endoskopi tabung penguras empedu
  • Trauma pada hati.

Faktor risiko

Sejumlah faktor berikut dapat meningkatkan risiko mengalami abses hati, seperti:

  • Lansia
  • Akoholisme
  • Sistem kekebalan yang terganggu karena kondisi seperti HIV/AIDS atau defisiensi imun lainnya
  • Status gizi buruk
  • Menderita penyakit Crohn, infeksi perut, atau diabetes
  • Riwayat operasi perut
  • Endoskopi terbaru dari tabung penguras empedu.

Baca juga: Abses Otak

Komplikasi

Abses hati yang tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik dapat menjadi serius, bahkan mengancam nyawa.

Melansir NCBI, berikut komplikasi abses hati yang dapat terjadi:

  • Empiema, penumpukan nanah di dada
  • Endokarditis, radang selaput jantung dan katup jantung
  • Gagal hati
  • Efusi pleura, penumpukan cairan di sekitar paru-paru
  • Sepsis, infeksi darah kronis
  • Penyebaran infeksi.

Diagnosis

Berdasarkan NCBI, terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat Anda lakukan untuk mendiagnosis abses hati, yaitu:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah lengkap
  • Pemeriksaaan fungsi hati
  • Tes pencitraan seperti USG dan CT scan.

Tes di atas dilakukan untuk memastikan diagnosis terkait tingkat keparahan abses dan menyingkirkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: 10 Gejala Abses Paru-paru yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Mengutip Healthgrades, perawatan abses hati dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Resep obat antibiotik, diberikan untuk mengobati dan mencegah kambuhnya abses
  • Operasi, dilakukan dengan tindakan drainase atau pengeluaran cairan untuk mengeringkan abses.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com