KOMPAS.com - Mulut merupakan organ yang menjadi tempat masuknya makanan dan minuman.
Hal ini menyebabkan kesehatan mulut harus selalu terjaga agar tidak muncul masalah yang mengganggu, seperti bau mulut dan kerusakan gigi.
Namun, sering kali seseorang hanya berfokus untuk menjaga kesehatan gigi dan abai terhadap kesehatan gusi.
Padahal, gusi merupakan penyangga utama gigi yang terdiri dari berbagai jaringan yang menutupi tulang alveolar yang berada di dalam rongga mulut.
Baca juga: Cara Mengempeskan Gusi Bengkak secara Alami
Gusi yang sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berada di dalam rongga mulut yang memiliki hampir 1000 spesies bakteri, baik bakteri baik maupun bakteri jahat, menyebabkan gusi rentan terinfeksi.
Salah satu bentuk infeksi pada gusi akibat bakteri jahat adalah abses gusi.
Abses gusi merupakan infeksi bakteri yang terjadi ketika bakteri berbahaya di mulut menembus gusi.
Infeksi ini menyebabkan terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah di dalam gusi.
Saat abses berkembang akan muncul titik putih atau kuning pada gusi yang secara bertahap menjadi semakin besar karena penumpukan nanah.
Tubuh akan berusaha untuk mengeringkan abses. Ketika ini terjadi, bakteri akan membuat lubang kecil di tulang dan menciptakan terowongan untuk mengeluarkan nanah.
Terdapat dua jenis utama abses gusi, yaitu abses gingiva dan abses periodontal.
Abses gingiva hanya terjadi pada jaringan gusi tanpa melibatkan gigi dan dapat terjadi ketika sepotong makanan tajam bersarang di gusi dan menyebabkan infeksi.
Sedangkan abses periodontal, yaitu abses yang muncul pada gusi di sebelah akar gigi dan dapat menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.
Baca juga: Penderita Diabetes Rentan Alami Radang Gusi, Begini Cara Mencegahnya
Melansir Medical News Today, gejala utama abses gusi adalah rasa sakit dan bengkak di daerah yang terkena.
Ketika membuka mulut dan mengamati area tersebut, mungkin akan tampak terdapat pembengkakan dan kemerahan.
Keberadaan abses gusi juga dapat menyebabkan rasa sakit ketika mengunyah atau menggigit.
Berikut beberapa gejala lain dari abses gusi:
Dirangkum dari Medical News Today dan Healthline, abses gusi terjadi ketika bakteri di mulut menyebabkan infeksi di ruang antara gigi dan gusi.
Beberapa abses gusi juga dapat disebabkan oleh penyakit periodontitis yang disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk.
Baca juga: 8 Cara Mudah Menghentikan Pendarahan pada Gusi
Penyakit periodontitis merupakan kondisi peradangan pada gusi yang terjadi ketika plak menumpuk di bawah gusi. Plak adalah lapisan bakteri yang lengket dan tidak berwarna.
Jika plak tidak dikeluarkan dari gigi melalui sikat gigi dan flossing (benang gigi) secara teratur maka dapat menyebabkan infeksi dan memicu terbentuknya abses.
Berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko periodontitis, meliputi:
Abses gusi juga dapat terjadi karena terdapat saku periodontal, yaitu ruang yang berkembang di sekitar gigi sebagai akibat dari penyakit gusi.
Saku periodontal yang lebih dalam menyebabkan lebih banyak ruang untuk partikel makanan kecil dan kuman atau bakteri menempel.
Akhirnya, penumpukan bakteri dapat menyebar dari tempat awal infeksi hingga menginfeksi gusi di sekitarnya.
Jika gusi terasa sakit, nyeri ketika ditekan, atau rasa bernanah di mulut maka segera dapatkan perawatan medis.
Nantinya, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan pada gusi dan mulut secara menyeluruh, serta mencari tanda-tanda infeksi, seperti rasa sakit, bengkak, dan kemerahan.
Baca juga: Gusi Berdarah Gejala Penyakit Apa?
Dokter mungkin akan melakukan rontgen gigi atau sinar-X untuk memeriksa kondisi gigi yang terinfeksi dan mendeteksi pengeroposan tulang akibat infeksi.
Mengutip Healthline, abses gusi hanya akan sembuh bila mendapat penanganan medis yang tepat sehingga penting untuk segera menemui dokter gigi untuk memulai perawatan.
Perawatan untuk abses gusi di antaranya dengan mengeringkan abses dan menghilangkan puing atau sisa-sisa makanan di saku periodontal.
Pengeringan abses diperlukan untuk menghilangkan infeksi dan mencegah komplikasi. Prosedur ini dilakukan dengan memotong sayatan pada abses.
Dokter gigi mungkin akan mengoleskan krim mati rasa ke area tersebut sebelum memulai prosedur.
Selain itu, terdapat prosedur pembersihan mendalam yang disebut scaling dan root planning untuk menghilangkan plak dan karang gigi dari atas dan bawah garis gusi.
Pada kasus abses gusi yang menyebabkan pengeroposan tulang mungkin akan dilakukan pencabutan gigi atau melakukan regenerasi tulang atau jaringan gusi yang hilang.
Abses gusi terkadang dapat memengaruhi pulpa, yaitu pusat gigi yang terdiri dari jaringan ikat, saraf-saraf gigi, dan pembuluh darah.
Kasus abses gusi yang memengaruhi pulpa mungkin memerlukan perawatan saluran akar untuk mengangkat bagian gigi yang rusak dan menyembuhkan infeksi.
Selain melakukan prosedur gigi untuk menghilangkan dan mengobati infeksi, dokter akan memberikan antibiotik untuk meredakan pembengkakan.
Baca juga: 17 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Mengatasinya
Antibiotik juga dapat mencegah abses kembali muncul dan menghentikan penyebaran infeksi ke area lain di tubuh penderita.
Obat pereda nyeri juga dapat diberikan jika abses menyebabkan rasa sakit atau nyeri.
Berkumur dengan air garam hangat atau mengonsumsi ibuprofen dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan sebelum menemui dokter gigi.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah abses gusi, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.