KOMPAS.com - Tulang berfungsi untuk melindungi organ-organ dan membentuk tubuh manusia.
Namun, terdapat suatu kelainan yang menyebabkan pertumbuhan tulang terganggu, yaitu achondroplasia.
Achondroplasia merupakan kelainan bawaan yang dialami bayi akibat gangguan pertumbuhan tulang.
Baca juga: 6 Gejala Rakhitis, Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai
Achondroplasia terjadi ketika tulang rawan tidak berkembang dengan sempurna sehingga menyebabkan dwarfisme tidak proporsional.
Dwarfisme adalah salah satu kelainan yang menyebabkan seseorang memiliki postur tubuh pendek akibat kondisi genetik atau medis.
Achondroplasia ditandai dengan tulang rawan yang tidak mengeras secara sempurna menjadi tulang, terutama pada tulang di bagian lengan tangan dan kaki.
Kondisi ini menyebabkan penderita achondroplasia memiliki perawakan tubuh pendek.
Rata-rata tinggi badan penderita achondroplasia laki-laki dewasa adalah 131 sentimeter, sedangkan untuk wanita dewasa adalah 124 sentimeter.
Merangkum Hopkins Medicine dan Healthline, penderita achondroplasia umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang normal.
Hal ini dikarenakan gejala achondroplasia merupakan gejala fisik dan tidak memengaruhi mental.
Berikut gejala umum achondroplasia:
Baca juga: Mengenal Dwarfisme, Kondisi yang Ganggu Pertumbuhan Manusia
Melansir Healthline, achondroplasia disebabkan oleh mutasi pada gen FGFR3 yang menyebabkan tulang rawan tidak berubah menjadi tulang.
Gen FGFR3 merupakan gen yang menghasilkan protein Fibroblast Growth Factor Receptor 3 yang berperan dalam proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras.
Mutasi gen FGFR3 menyebabkan protein menjadi terlalu aktif yang menggangu proses perkembangan tulang, termasuk menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang.
Baca juga: Dwarfisme
Merangkum Healthline dan Hopkins Medicine, meskipun achondroplasia merupakan kelainan genetik, tetapi 80 persen kondisi ini tidak diturunkan dari orang tua.
Sebagian besar achondroplasia disebabkan oleh mutasi gen FGFR3 secara spontan dan hingga kini masih belum diketahui penyebabnya.
Sedangkan 20 persen lainnya, achondroplasia menjadi kelainan yang diturunkan dari orang tua.
Apabila salah satu orang tua mengidap achondroplasia maka keturunan mereka memiliki peluang 50 persen untuk menderita kondisi serupa.
Namun, apabila kedua orang tua menderita achondroplasia maka risiko anak untuk menderita kondisi serupa adalah sebagai berikut:
Mengutip Healthline, achondroplasia dapat didiagnosis sebelum bayi dilahirkan atau ketika bayi baru dilahirkan.
Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai
Dokter akan melihat dan memeriksa gejala fisik yang dimiliki bayi dan melakukan anamnesis dengan orang tua untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga.
Jika diperlukan, dokter akan melakukan tes DNA untuk mendeteksi kemungkinan kelainan pada gen FGFR3.
Dilansir dari Medline Plus, berikut beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi akibat achondroplasia:
Baca juga: 5 Penyebab Osteomalasia, Kondisi Tulang Lunak yang Perlu Diwaspadai
Dirangkum Healthline dan Medicine Net, tidak ada obat atau pengobatan khusus untuk achondroplasia.
Penanganan bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah atau mengobati komplikasi yang muncul, seperti:
Dikarenakan achondroplasia merupakan kelainan genetik yang disebabkan oleh mutasi gen, baik secara spontan maupun diturunkan dari orang tua, masih belum tersedia tindakan untuk mencegah kondisi ini.
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Kepadatan Tulang Secara Alami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.