Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2012, 15:51 WIB

KOMPAS.com — Para ilmuwan mengidentifikasi penyakit misterius yang memiliki gejala-gejala mirip dengan AIDS meskipun orang tersebut tidak terinfeksi HIV. Penyakit ini ditemukan pada beberapa orang di Asia dan Amerika Serikat.

Gejala penyakit tersebut, antara lain, kerusakan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu melawan virus dan bakteri seperti halnya orang yang sehat. Pemicunya belum diketahui, tetapi penyakit tersebut diduga tidak menular.

Menurut Dr Sarah Browne, ilmuwan dari National Institute of Allergy and Infectious Disease, penyakit misterius tersebut adalah bentuk lain gangguan kekebalan tubuh yang tidak diturunkan, tetapi tidak menyebar lewat virus seperti AIDS.

Browne melakukan penelitian di Thailand dan Taiwan, tempat penyakit tersebut banyak ditemukan sejak tahun 2004.

"Ini sangat menarik. Dalam 10 tahun terakhir, saya setidaknya sudah melihat tiga pasien," kata Dr Dennis Maki, spesialis penyakit infeksi dari Univesitas Wisconsin di Madison, AS.

Maki mengatakan, masih ada kemungkinan infeksi tertentu memicu penyakit misterius ini walaupun penyakit itu sendiri tidak menular antarorang.

Penyakit tersebut pada umumnya diderita orang dewasa berusia sekitar 50 tahun, tetapi tidak diturunkan dalam keluarga. Menurut Browne, sebagian pasien meninggal akibat infeksi yang luar biasa.

Salah seorang pasien, Kim Nguyen (62), orang Vietnam yang sudah tinggal di AS sejak tahun 1975, didiagnosis menderita penyakit misterius ini. Ia berobat ke dokter akibat demam yang tak kunjung sembuh. Sejak tahun 2009, ia juga mengalami berbagai gejala aneh. Pada tahun 1995 dan 2009, ia dilaporkan mengunjungi Vietnam.

Pada awalnya, ia didiagnosis menderita tuberkulosis. Belakangan, ia diketahui menderita gejala gangguan sistem kekebalan tubuh dan mendapat perawatan di rumah sakit selama hamir satu tahun.

AIDS adalah penyakit spesifik dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi virus HIV ini terganggu. Virus HIV akan merusak sel T, tentara utama dalam sistem imun manusia untuk melawan patogen.

Sementara itu, penyakit misterius ini tidak mengganggu sel, tetapi menyebabkan kerusakan lain. Dalam penelitian yang dilakukan Browne terhadap 200 orang di Taiwan dan Thailand, kebanyakan pasien penyakit misterius ini tubuhnya membuat autoantibodi yang menahan interferon gamma, sinyal kimia yang membantu tubuh menyingkirkan infeksi.

Terganggunya sinyal kimia tersebut akan membuat seseorang, seperti penderita AIDS, lebih rentan terinfeksi jamur, virus, dan parasit lain yang mirip dengan tuberkulosis dan menyebabkan kerusakan paru.

Para ilmuwan saat ini menyebut penyakit misterius ini sebagai gangguan imunitas pada orang dewasa karena biasanya baru muncul di usia lanjut.

Perawatan dengan antibiotik tak selalu efektif sehingga dokter biasanya melakukan berbagai variasi pengobatan, termasuk memakai obat kanker untuk menekan produksi antibodi.

Karena penyakit ini mayoritas dialami oreng Asia atau keturunan Asia, para pakar menyebut faktor genetik mungkin berperan dalam memicu penyakit ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau