Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupasi Terapi Tingkatkan Kualitas Hidup Orang dengan Keterbatasan

Kompas.com - 03/01/2015, 19:46 WIB
Dian Maharani

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com – Keterbatasan fisik maupun mental bukan hambatan untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Dengan adanya okupasi terapi, orang yang memiliki keterbatasan dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Kepala Laboratorium Okupasi Terapi, Herminto Gidion menjelaskan, pelayanan okupasi terapi meliputi banyak hal, mulai dari terapi fisik hingga psikososial manusia,  

“Tujuannya untuk membantu individu yang memiliki keterbatasan untuk dapat memiliki kehidupan yang seimbang, optimal dan mandiri,” terang Gidion di Gedung Vokasi Universitas Indonesia (UI), Depok, Sabtu (3/1/2015).

Gidion mencontohkan, okupasi terapi bisa dilakukan kepada orang-orang yang baru saja menderita stroke. Jika fisioterapi membuat pasien stroke ini kembali bisa berjalan, maka tugas seorang terapis okupasi lebih dari itu.

“Bagaimana dia bisa berjalan itu dilakukan fisioterapi. Namun ketika berhubungan dengan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, misalnya siapa yang ngajarin dia mandi, makan, seksualitas? Itu okupasi terapi,” terangnya.

Selain itu, okupasi terapi bisa dilakukan kepada orang yang mengalami skizofrenia. Terapis okupasi akan turut menyiapkan kondisi lingkungan ketika seorang skizofrenia kembali ke masyarakat atau keluarganya. Terapis akan melatih keluarga ketika menghadapi seorang skizofrenia.

Contoh lainnya, para terapis okupasi juga bisa memberikan pendampingan pada korban tsunami Aceh, Gunung Merapi, dan Gunung Sinabung. Para terapis tak hanya mengatasi rasa trauma, tetapi bagaimana agar orang-orang tersebut bisa kembali menjalani rutinitas sehari-hari dan membuat mereka kembali produktif.

“Kita menyiapkan orang-oang bisa melakukan sendiri kegiatan sehari-hari. Mulai dari aktivitas sehari-hari, produktivitas, dan hobi juga,” kata Terapis Okupasi Ainun Keumala Meutia.

Sayangnya, jumlah terapis okupasi di Indonesia masih sedikit. Di Indonesia saja hanya terdapat dua tempat pengajaran okupasi terapi yaitu di Vokasi Universitas Indonesia dan Politeknik Kesehatan Surakarta. Kebanyakan dari mereka kini melakukan terapi untuk anak-anak dengan autisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com