Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mark Zuckerberg Diprotes Kelompok Orangtua Antivaksin

Kompas.com - 11/01/2016, 10:40 WIB
KOMPAS.com - Seperti kebanyakan orangtua baru lainnya, Mark Zuckerberg, CEO Facebook, juga ingin menunjukkan pada dunia aktivitasnya sebagai orangtua. Dalam foto terbaru, ia berpose sedang memangku bayinya Max, di ruangan dokter. Tetapi foto itu menimbulkan kontroversi dan protes dari kelompok orangtua antivaksin.

CEO berusia 31 tahun itu mengunggah fotonya dengan keterangan, "Doctor's visit- time for vaccines!" (kunjungan ke dokter, waktunya vaksin).

Sejak foto itu tayang, sudah ada 3 juta orang yang memberi tanda suka, dan lebih dari 67.000 komentar, terutama debat tentang penting tidaknya vaksin untuk anak-anak.

Mayoritas komentar memang menunjukkan dukungan untuk Zuckerberg. Salah satunya seorang wanita yang mengucapkan terima kasih atas foto itu.

"Terima kasih untuk menayangkan foto ini. Sebagai ibu seorang anak yang menunda vaksin karena alasan kesehatan, saya menghargai orangtua yang memberi vaksin. Selama 5 tahun, saya berusaha meyakinkan orangtua lain untuk memberi vaksin agar anak tetap sehat. Vaksin menyelamatkan nyawa dan bukan cuma anak kita saja," tulisnya.

Tetapi banyak juga komentar bernada negatif yang mengkritik Zuckerberg, terutama dari kelompok orangtua anti-vaksin.

"Menyuntik bayi baru lahir dan balita dengan penyakit dan neurotoksin adalah hal menjijikkan yang menyebabkan jutaan kesakitan setiap tahun. Autisme, encepahilitis, kerusakan otak, penyakit autoimun, asma, alergi, ADHD, bipolar, touret, semua adalah penyakit saraf yang ada dalam 35 tahun terakhir. Pikirkanlah. Semua penyakit itu disebabkan karena vaksin," kecam yang lain.

Komentar lainnya bernada hampir sama. "Orangtua macam apakah Anda? Memasukkan zat kimia ke bayi. Anda pikir Anda mencintainya, omong kosong. Toleransi alami bayi dan resistensinya adalah yang ia butuhkan untuk melawan polio dan tuberkulosis," katanya.

Mereka yang menentang vaksin beralasan zat-zat yang dipakai dalam vaksin menyebabkan autisme, tetapi berbagai organisasi kesehatan menyatakan tidak ada kaitan antara autisme dan vaksin apa pun.

Para pakar kesehatan juga menyatakan vaksin untuk anak aman dan efektif, serta menurunkan angka penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.

Beberapa penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin, akan menyebabkan beban finansial yang besar bagi keluarga karena memerlukan perawatan jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com