KOMPAS.com - Menyambut musim libur panjang Natal dan Tahun Baru 2020, tanda pagar atau tagar #RebahanAdalahLiburanku ramai diperbincangkan di Twitter, Senin (23/12/2019).
Sejumlah pengguna Twitter membagikan aktivitasnya pada musim libur panjang kali ini dengan menyertakan #RebahanAdalahLiburanku.
Mereka memilih rebahan di ranjang sampai duduk-duduk santai seharian untuk menikmati waktu senggang.
Bagi sebagian orang, bersantai sambil rebahan seharian tentu hanya bisa dilakukan saat memasuki musim liburan.
Namun sayangnya, ketika #RebahanAdalahLiburanku menjadi sebuah kebiasaan, terutama saat memasuki libur panjang, hal itu bisa menganggu kesehatan.
Heart Foundation memberikan julukan "perilaku tidak aktif bergerak" alias mager bagi orang-orang yang doyan rebahan atau betah duduk berjam-jam .
Melansir Huffington Post, kebiasaan mager, doyan rebahan, serta duduk dalam waktu lama yang dapat mengganggu kesehatan sudah menjadi bahasan di dunia medis sejak 1950 silam.
Profesor Jeremy Morris asal London, waktu itu membandingkan kondektur bus berisiko mengidap penyakit jantung koroner lebih rendah ketimbang sopir bus.
Hal itu, terkait kebiasaan kondektur yang lebih aktif bergerak daripada sopir bus.
Baca juga: Enggak Mesti Pelesiran, Liburan Juga Bisa Kamu Nikmati Sambil Rebahan
Saat ini, kaum urban juga punya kecenderungan lebih banyak duduk saat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Ketika bekerja atau sekolah, banyak orang hanya duduk seharian di depan komputer.
Keberadaan fasilitas jasa layanan antar jemput, layanan pesan antar makanan, sampai belanja online juga berpotensi meminimalkan tubuh aktif bergerak saat ini.
Tinggal memesan lewat aplikasi, kita sekarang bisa mendapatkan pesanan sesuai keinginan di depan pintu bahkan sampai di meja.
Kurangnya aktivitas fisik tersebut jelas berbahaya bagi kesehatan. Kebiasaan mager, rebahan, dan banyak duduk erat kaitannya dengan risiko terkena penyakit obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, sampai kanker.
Penyakit tersebut tidak pandang bulu. Risiko jangka dekat dan panjangnya bisa menjangkau anak-anak, remaja, dan orang dewasa.