Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lupus Lebih Banyak Menyerang Wanita, Kok Bisa?

Kompas.com - 04/05/2020, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Lupus adalah penyakit autoimun yang sifatnya menahun dan menimbulkan peradangan di berbagai organ tubuh.

Tak hanya kulit dan persendian, lupus bahkan dapat menyerang organ dalam seperti ginjal, jantung, paru-paru, termasuk darah.

Organ tubuh yang diserang tidak sama pada masing-masing pendrita. Oleh karena itu, lupus bisa disebut sebagai penyakit individual. Gejala dan akibatnya juga bisa berbeda-beda pada setiap penderitanya.

Baca juga: Kisah Ramneya, Gadis 12 Tahun yang Tak Gentar Lawan Keterbatasan akibat Lupus

Seseorang yang diserang lupus pada kulitnya, maka akan muncul warna kemerahan berbentuk kupu-kupu.

Warna kemerahan itu biasanya timbul di kedua belah pipi bagian depan dengan batang hidung sebagai “tubuh sang kupu-kupu”.

Jika Anda menemukan ruam semacam itu di pipi dan hidung, ditambah beberapa gejala lain, misalnya rambut rontok, sering merasa lelah, nyeri sendi atau otot, maka lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan adanya penyakit lupus.

Lupus adalah penyakit autoimun, apa itu?

Autoimun berhubungan dengan sistem imunitas tubuh.

Sistem imunitas atau kekebalan tubuh memproduksi sejenis protein yang bertugas sebagai antibodi yang memproteksi tubuh dari bakteri dan virus yang dapat menimbulkan infeksi.

Pada penderita lupus, sistem imun tidak dapat membedakan sel sehat dan sel bakteri atau virus, sehingga antibodi yang memproduksinya menyerang sel-sel sehat.

Untuk memudahkan memahami, bayangkan bahwa dalam keadaan normal, sistem imun mempunyai fungsi mengendalikan pertahanan kuman penyakit, bakteri, virus dan zat asing lain yang ingin masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: 9 Gejala Awal Penyakit Lupus pada Anak

Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh sendiri, yaitu antibodi yang dihasilkan menyerang sel-sel darah, organ, dan jaringan tubuh yang sehat sehingga terjadi penyakit menahun.

Mekanisme dan penyebab penyakit autoimun ini belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Para peneliti masih menduga-duga. Oleh sebab itu, belum ditemukan obat-obatan yang mampu menyembuhkan lupus secara langsung.

Baca juga: Waspadai Efek Buruk Minum Teh Saat Buka Puasa dan Sahur

Kenapa lupus lebih banyak menyerang wanita?

Seorang wanita yang sedang bingungSIphotography Seorang wanita yang sedang bingung

Melansir Buku Lupus: Manis Namanya, Dahsyat Gejalanya (2012) oleh Srikandi Waluyo dan dr. Budhi Marhaendra Putra, SAkp, MHA, setiap orang bisa terkena penyakit lupus.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau