Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Alasan Mengapa Pria Selingkuh Menurut Psikologi

Kompas.com - 10/05/2020, 20:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ada banyak orang di dunia ini yang memilih berselingkuh meski sudah memiliki kehidupan rumah tangga atau asmara yang membahagiakan.

Serasa tak juga cukup, orang-orang ini memutuskan untuk mencari kepuasan baru dengan menjalin hubungan lain atau berselingkuh.

Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, mengapa orang-orang seperti ini benar-benar selingkuh?

Beberapa dari mereka bahkan terus membangun hubungan tak sehat itu setelah tertangkap tangan, bahkan di hadapan konsekuensi yang sangat tidak diinginkan seperti perceraian, kehilangan kontak orangtua, kehilangan kedudukan sosial, dan sejenisnya.

Baca juga: 11 Tanda Pasangan Selingkuh Menurut Riset dan Ahli

Dalam sebuah laporan Psychology Today, relationship expert sekaligus terapis asal Amerika Serikat (AS), Robert Weiss Ph.D., MSW, secara khusus membahas soal hal-hal yang bisa membuat seorang pria berselingkuh.

Alasan pria berselingkuh

Weiss menyatakan para pria sebenarnya bisa memilih untuk tidak berselingkuh. Pasalnya, mereka masih memiliki pilihan untuk berupaya menyesaikan masalah dengan pasangan, termasuk melakukan terapi bersama ataupun berpisah apabila memang hubungannya sudah tidak bisa dipertahankan lagi.

Meski begitu, ada saja pria yang tetap berselingkuh dari pasangannya. Weiss mengutarakan, segala macam dinamika dapat berperan dalam keputusan pria untuk terlibat dalam perselingkuhan.

Namun, pada umumnya, pilihannya untuk berselingkuh atau menipu pasangan didorong oleh satu atau lebih faktor berikut:

1. Pemahaman yang rendah soal komitmen

Tak cukup dewasa dan tidak memiliki pemahaman yang baik komitmen menjadi salah satu yang bisa membuat pria berselingkuh.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi

Hal itu bisa jadi dikarenakan pria itu tidak banyak memiliki hubungan yang mementingkan komitmen dalam hidup.

 

Pria ini mungkin juga tidak benar-benar memahami bahwa tindakannya pasti akan memiliki konsekuensi, seperti menyakiti pasangan.

Sang pria masih berpikir komitmennya terhadap monogami sebagai jaket yang bisa dipakai atau dilepas semaunya, tergantung pada kondisi.

2. Hasil dari rasa insecure

Ilustrasi sakit dalam perjalananNicoElNino Ilustrasi sakit dalam perjalanan

Pria bisa saja merasa tidak percaya diri seolah-olah dirinya terlalu tua atau terlalu muda, tidak cukup tampan, tidak cukup kaya, atau tidak cukup pintar.

Namun sayang, untuk meningkatkan kepercayaan dirinya yang lesu, pria terkadang mencari validasi dari wanita selain pasangannya untuk merasa diinginkan, diinginkan, dan layak.

Baca juga: Ini 11 Efek Buruk dari Suka Marah Selain Bikin Darah Tinggi

3. Masalah kecanduan

Seorang pria mungkin memiliki masalah yang terus-menerus dengan alkohol atau obat-obatan yang dapat memengaruhi sikapnya hingga menghasilkan keputusan seksual yang dapat disesalkan.

Mungkin juga, pria memiliki masalah seperti kecanduan seksual, yang berarti dia secara kompulsif terlibat dalam fantasi dan perilaku seksual sebagai cara untuk menghindari masalah kehidupan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau