KOMPAS.com - Ketombe menjadi masalah rambut dan kulit kepala yang umum terjadi pada pria maupun wanita.
Sebenarnya, ketombe adalah kondisi umum yang menyebabkan kulit kepala mengelupas. Kondisi ini umumnya tidak serius maupun menular.
Namun, hal yang paling mengganggu dari ketombe adalah rasa gatal pada kulit kepala.
Baca juga: 7 Cara Mudah Menghilangkan Ketombe Secara Alami
Selain itu, serpihan yang timbul akibat hal ini juga kerap membuat malu penampilan.
Terlebih lagi, ketombe sering menjadi kondisi yang sulit diatasi dan membandel.
Jika yang terjadi adalah ketombe ringan, kita bisa mengatasinya dengan sampo harian yang lembut.
Tapi jika ketombe membandel, mungkin Anda perlu berkonsultasi dengan dokter atau menggunakan sampo obat.
Ini karena penggunaan sampo anti-ketombe yang dijual di pasaran mungkin hanya menghilangkan gejalanya untuk sementara tapi kemudian akan kembali lagi.
Meski bukan masalah kesehatan yang serius, Anda perlu mengenal gejala ketombe. Melansir dari Mayo Clinic, beberapa ciri ketombe di antaranya:
Tanda-tanda tersebut mungkin bisa menjadi lebih parah saat Anda mengalami stres atau di musim kemarau.
Sebagian besar ketombe tidak memerlukan perawatan dokter. Kondisi ketombe ringan dapat diatasi menggunakan sampo anti-ketombe yang dijual bebas di pasaran.
Namun, pada kasus yang lebih parah Anda mungkin perlu memeriksakan diri ke dokter.
Baca juga: 7 Cara Alami Membasmi Ketombe yang Membandel
Jarang ada komplikasi yang terjadi akibat ketombe. Namun, ketombe bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius.
Untuk itu, Anda perlu mengamati bagaimana gejala ketombe yang terjadi. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami hal-hal berikut ini:
Komplikasi ketombe biasanya bukan terjadi akibat kondisinya tapi perawatan yang kurang tepat.
Sayangnya, hingga saat ini penyebab pasti ketombe tidak diketahui secara pasti.
Melansir dari Medical News Today, salah satu teori menyebut bahwa ketombe berkaitan erat dengan produksi hormon. Pendapat ini muncul karena biasanya ketombe muncul pada masa pubertas.
Meski begitu, beberapa hal ini juga bisa jadi penyebab ketombe.
1. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik terkait erat dengan infeksi jamue Malassezia. Jamur ini biasanya hidup di kulit kepala dan memakan minyak yang dikeluarkan folikel rambut.
Orang dengan dermatitis seboroik biasanya mengalami iritasi, kulit berminyak, dan cenderung berketombe.
Baca juga: 5 Penyebab Gatal di Kulit Kepala, Bukan Hanya Ketombe
Ciri Anda mengalami kondisi ini adalah kulit menjadi merah, berminyak, dan tertutup sisik putih atau kuning.
Pada beberapa kasus, infeksi jamur ini dapat menjadi terlalu aktif dan menyebabkan kulit kepala yang teriritasi menghasilkan sel kulit ekstra.
Akibatnya, sel kulit ekstra ini mati dan rontok kemudian bercampur dengan minyak dari rambut dan menghasilkan ketombe.
2. Jarang menyisir rambut
Jarang menyisir rambut meningkatkan risiko ketombe. Ini karena proses menyisir rambut membantu pengelupasan kulit kepala secara normal.