KOMPAS.com – Diabetes gestasional adalah diabetes temporer yang muncul akibat perubahan metabolisme karbohidrat selama kehamilan.
Biasanya diabetes ini muncul pada usia kehamilan minggu ke-24 atau 6 bulan.
Diabetes gestasional dapat pula dimaknai sebagai tipe diabetes yang berkembang atau terdiagnosis pertama kali selama kehamilan.
Baca juga: Waspadai Berat Badan Turun yang Menjadi Gejala Diabetes
Penyebab diabetes gestasional bukan karena berkurangnya produksi insulin. Namun, lebih berhubungan dengan perubahan normal pada metabolisme glukosa yang merangsang pertumbuhan janin.
Human Placental lactogen (HPL) adalah suatu hormon kehamilan yang dapat mengurangi efek insulin sehingga membebaskan lebih banyak glukosa untuk pertumbuhan janin.
Pada beberapa wanita, responsnya terhadap HPL tidak seimbang, sehingga menyebabkan terbentuknya kadar glukosa darah yang sangat tinggi.
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat untuk diabetes gestasional dapat membantu mencegah timbulnya masalah yang sama dengan pada wanita yang mengalami diabetes pragestasional (sebelum hamil).
Pemeriksaan urine untuk melihat adanya gula dan keton dapat dilakukan atau tidak dilakukan pada saat kehamiln.
Tapi, sebagian besar wanita pada umumnya akan menjalani pemeriksaan skrining glukosa antara usia gestasional 24-28 minggu.
Apabila hasil pemeriksaan skrining darah ini positif atau mengindikasikan adanya kadar glukosa darah yang tinggi, biasanya akan dijadwalkan pemeriksaan toleransi glukosa 3 jam (GTT).
Baca juga: 18 Makanan Penurun Gula Darah untuk Mengatasi Diabetes
Diabetes gestasional biasanya akan menghilang sesudah melahirkan. Tapi, pada hampir setengahnya, diabetes akan muncul kembali.
Jika diabetesnya tidak menghilang atau pernah menghilang tetapi muncul kembali, keadaan tersebut bisa disebut sebagai diabetes tipe 2 atau tetap disebut diabetes gestasional.
Diabetes yang disertai kehamilan, apabila tidak dikendalikan dengan baik, dapat berdampak buruk terhadap ibu hamil maupun bayi.
Berikut sederet komplikasi diabetes gestasional yang harus diwaspadai:
1. Janin tumbuh terlalu besar
Melansir Buku Diabetes? Siapa Takut!! (2009) oleh Prof. Dr. dr. Sri Hartini KS Kariadi, Sp.PD-KEMD, jika ibu hamil mengalami diabetes gestasional, si jabang bayi dapat tumbuh besar lebih dari besar normal (makrosomia).
Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Berat lahir bayi bahkan tidak menutup kemungkinan bisa mencapai lebih dari 4 kg atau disebut bayi raksasa atau giant baby.
Oleh karena itu, jika ada bayi yang berat lahirnya lebih dari 4 kg, pikiran orang biasanya, “Eh ibunya jangan-jangan punya bakat diabetes”.
Sementara, bayi dengan berat badan berlebih cenderung terjepit di jalan lahir, mengalami cedera lahir, atau membutuhkan persalinan caesar.