KOMPAS.com - Sarapan kerap disebut sebagai sesi makan paling penting sepanjang hari.
Gagasan tersebut diperkuat penelitian yang terbit di Journal of Nutrition pada akhir 2018.
Studi ini menyebut, bahaya tidak sarapan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes melitus tipe 2.
Baca juga: Aturan Sarapan Sehat di Pagi Hari yang Perlu Dicermati
Para peneliti asal Jerman yang menyelenggarakan penelitian tersebut mengamati pola sarapan 96.175 orang.
Hasilnya, semakin sering responden tidak sarapan, risikonya terkena penyakit diabetes melitus tipe 2 jadi semakin tinggi.
Sering melewatkan atau tidak sarapan adalah kebiasaan tak sehat.
Melansir Cleveland Clinic, karbohidrat paling baik dikonsumsi saat sarapan.
Hal itu dipengaruhi kondisi tubuh yang paling sensitif pada insulin di pagi hari.
Seperti diketahui, insulin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar di pankreas.
Hormon ini memungkinkan gula atau glukosa terserap ke sel tubuh untuk digunakan sebagai energi, sekaligus menurunkan gula di aliran darah.
Baca juga: Kapan Waktu Sarapan yang Baik?
Dengan mengonsumsi sarapan sehat termasuk karbohidrat di pagi hari, lonjakan gula darah bisa dicegah.
Selain faktor metabolisme gula darah, tidak sarapan juga bisa jadi penyebab diabetes karena terkait pola makan tak sehat.
Dilansir dari Everyday Health, orang yang kerap melewatkan sarapan cenderung makan lebih banyak dan mengonsumsi asupan tinggi kalori di sesi makan selanjutnya.
Hal itu dapat meningkatkan berat badan. Penambahan berat badan juga salah satu faktor risiko penyakit diabetes melitus tipe 2.
Baca juga: Olahraga Dulu atau Sarapan Dulu, Mana yang Lebih Baik?