KOMPAS.com - Beberapa orang yang terpapar Covid-19 bisa sembuh sepenuhnya dalam hitungan minggu.
Namun, ada juga yang tetap mengalami gejala meski telah dinyatakan negatif Covid-19.
Gejala Covid-19 yang dialami usai dinyatakan negatif dikenal dengan istilah "long Covid".
Long Covid umumnya terjadi lebih dari empat minggu setelah Anda didiagnosis Covid-19.
Orang yang lebih tua dan orang dengan banyak kondisi medis serius adalah yang paberisiko tinggi mengalami "long Covid".
Namun, long covid juga bisa dialami oleh orang yang masih berusia muda dan dalam kondisi bugar.
Baca juga: Sindrom Costello
Beberapa gejala long covid yang sering dialami antara lain:
Orang yang memiliki gejala Covid-19 yang parah seringkali harus dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit, dengan bantuan mekanis seperti ventilator untuk bernafas.
Hal ini seringkali memicu sindrom stres pasca-trauma, depresi, dan kecemasan pada pasien usai dinyatakan sembuh.
Sebelumnya, peneliti telah membuktikan bahwa banyak orang yang telah pulih dari SARS terus mengembangkan sindrom kelelahan kronis, tetapi tidak membaik dengan istirahat.
Hal yang sama mungkin berlaku untuk orang yang mengalami Covid-19. Sebab, SARS dan Covid-19 memiliki kesamaan genetik.
Covid-19 dapat membuat sel darah menggumpal. Gumpalan tersebut bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Di sisi lain, sebagian besar kerusakan jantung yang disebabkan oleh Covid-19 diyakini berasal dari gumpalan yang sangat kecil yang menyumbat pembuluh darah kecil (kapiler) di otot jantung.
Bagian tubuh lain yang berpotensi terkena pembekuan darah antara lain paru-paru, kaki, hati, dan ginjal.
Covid-19 juga dapat melemahkan pembuluh darah dan menyebabkan kebocoran, yang berkontribusi memicu efek negatif jangka panjang pada hati dan ginjal.