Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gejala yang Bisa Dialami Usai Terpapar Covid-19

Kompas.com - 15/03/2022, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang yang terpapar Covid-19 bisa sembuh sepenuhnya dalam hitungan minggu.

Namun, ada juga yang tetap mengalami gejala meski telah dinyatakan negatif Covid-19.

Gejala Covid-19 yang dialami usai dinyatakan negatif dikenal dengan istilah "long Covid".

Long Covid umumnya terjadi lebih dari empat minggu setelah Anda didiagnosis Covid-19.

Orang yang lebih tua dan orang dengan banyak kondisi medis serius adalah yang paberisiko tinggi mengalami "long Covid".

Namun, long covid juga bisa dialami oleh orang yang masih berusia muda dan dalam kondisi bugar.

Baca juga: Sindrom Costello

Macam-macam gejala long covid

Beberapa gejala long covid yang sering dialami antara lain:

1. Gangguan suasana hati dan kelelahan

Orang yang memiliki gejala Covid-19 yang parah seringkali harus dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit, dengan bantuan mekanis seperti ventilator untuk bernafas.

Hal ini seringkali memicu sindrom stres pasca-trauma, depresi, dan kecemasan pada pasien usai dinyatakan sembuh.

Sebelumnya, peneliti telah membuktikan bahwa banyak orang yang telah pulih dari SARS terus mengembangkan sindrom kelelahan kronis, tetapi tidak membaik dengan istirahat.

Hal yang sama mungkin berlaku untuk orang yang mengalami Covid-19. Sebab, SARS dan Covid-19 memiliki kesamaan genetik.

2. Pembekuan darah dan masalah pembuluh darah

Covid-19 dapat membuat sel darah menggumpal. Gumpalan tersebut bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Di sisi lain, sebagian besar kerusakan jantung yang disebabkan oleh Covid-19 diyakini berasal dari gumpalan yang sangat kecil yang menyumbat pembuluh darah kecil (kapiler) di otot jantung.

Bagian tubuh lain yang berpotensi terkena pembekuan darah antara lain paru-paru, kaki, hati, dan ginjal.

Covid-19 juga dapat melemahkan pembuluh darah dan menyebabkan kebocoran, yang berkontribusi memicu efek negatif jangka panjang pada hati dan ginjal.

3. Disfungsi ereksi

Selain menyebabkan gejala yang mirip flu, laporan terbaru dari Cleveland Clinic juga menyebut Covid-19 bisa mengganggu kesehatan reproduksi dan seksual pria.

Covid-19 dapat menyebabkan hiperinflamasi di seluruh tubuh, terutama di jantung dan otot di sekitarnya.

Pasokan darah ke penis bisa tersumbat atau menyempit akibat kondisi vaskular baru atau yang memburuk akibat virus ini.

Baca juga: 10 Jenis Obat yang Digunakan untuk Menangani Pasien Covid-19

4. Kerusakan otak

Ahli neurologi dari NYU Langone Brooklyn hospital, Jennifer Frontera, mengatakan virus corona juga bisa berdampak negatif pada otak dan sistem saraf manusia.

Virus bisa memausiki sistem saraf melalui indera penciuman yang terletak di atas rongga hidung.

Setelah itu, virus menyebar dari hidung ke otak. Itu sebabnya, mengapa banyak pasien Covid-19 juga mengalami gejala kehilangan indera penciuman dan perasa.

Selain itu, reaksi tubuh terhadap infeksi juga bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf pada beberapa pasien Covid-19.
Sulit bernapas juga menjadi gejala umum dari Covid-19.

Hal itu menunjukan potensi virus yang telah merusak batang otak, khususnya yang mengatur dan mengendalikan pusat pernapasan.

Kerusakan pada otak dan sistem saraf juga bisa disebabkan dari dampak hilangnya oksigen dari paru-paru yang menyebabkan kegagalan organ multi sistem.

Keseluruhan proses tersebut bisa menyebabkan pasien dalam kondisi kritis hingga mengembangkan komplikasi neurologi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau