Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2022, 06:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Setiap ibu hamil perlu mewaspadai bahaya hipertensi dalam kehamilan.

Ibu hamil yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi bisa mengalami komplikasi sebelum, selama, dan setelah melahirkan.

Tidak hanya ibu hamil yang berisiko, janin di dalam kandungan juga bisa terkena efek hipertensi dalam kehamilan. Simak penjelasan berikut.

Baca juga: 11 Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan dan Cara Menurunkannya

Bahaya hipertensi dalam kehamilan

Tekanan darah tinggi dalam kehamilan menimbulkan beberapa risiko kesehatan. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa bahayanya:

  • Bayi lahir dengan berat badan rendah

Penurunan aliran darah ke plasenta bisa membuat bayi kekurangan oksigen dan nutrisi penting untuk tumbuh kembangnya di dalam kandungan.

Akibatnya, bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah, atau bayi lahir dengan beberapa komplikasi.

  • Solusio plasenta

Tekanan darah tinggi dalam kehamilan juga berisiko meningkatkan risiko solusio plasenta atau plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim.

Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan hebat yang dapat mengancam keselamatan ibu hamil dan janin dalam kandungan.

Baca juga: 12 Gejala Hipertensi, Tak Hanya Sakit Kepala

  • Merusak organ lain

Tekanan darah tinggi saat hamil yang tidak terkontrol dapat merusak organ lain, seperti otak, jantung, paru-paru, liver, dan organ vital lainnya.
Dalam kondisi yang parah, hipertensi dalam kehamilan juga bisa merenggut nyawa.

  • Bayi lahir prematur

Untuk mencegah komplikasi hipertensi dalam kehamilan yang mengancam jiwa, dokter terkadang menyarankan opsi persalinan dini. Kondisi ini bisa membuat bayi lahir prematur.

  • Meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Wanita yang punya riwayat preeklamsia dan hipertensi dalam kehamilan lebih berisiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah di kemudian hari.

Risiko ini berisiko lebih tinggi apabila ibu hamil mengalami preeklamsia lebih dari sekali atau pernah melahirkan bayi prematur karena tekanan darah tinggi.

Baca juga: 12 Penyebab Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Tekanan darah hipertensi dalam kehamilan

Setiap ibu hamil perlu memeriksa tekanan darah secara berkala. Dengan begitu, ketika ada hipertensi dalam kehamilan, masalah kesehatan ini bisa ditangani sebelum membahayakan keselamatan ibu dan calon bayi.

Tekanan darah hipertensi dalam kehamilan yakni:

  • Hipertensi stadium 1: Tekanan darah sistolik antara 130—139 mmHg atau tekanan darah diastolik antara 80—89 mmHg
  • Hipertensi stadium 2: Tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg, atau tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg
  • Hipertensi gestasional: Tekanan darah di atas 140/90 mmHg ketika diukur lebih dari dua kali di waktu berlainan

Apabila ibu hamil mendapati hasil pengukuran tekanan darahnya mengarah pada hipertensi dalam kehamilan, pastikan untuk berkonsultasi intens dengan dokter kandungan yang menangani.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau