Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahayakan Janin dan Ibu, Ini 4 Dampak Obesitas Saaat Hamil

Kompas.com - 27/06/2022, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sudah bukan rahasia lagi bahwa obesitas bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Bahkan di masa kehamilan, obesitas juga bisa membahayakan nyawa sang ibu dan janin.

Berat badan juga menjadi aspek penting selama kehamilan. Jadi, Anda perlu mempertimbangkannya, baik saat merencanakan kehamilan atau selama masa kehamilan.

Baca juga: Paula Verhoeven Rayakan Lebaran Bareng 2 Putranya, Masak Mie Goreng hingga Makan Durian

Berat badan yang naik selama masa kehamilan adalah hal yang wajar. Namun, kenaikan berat badan tersebut juga tidak boleh berlebihan.

Melansir ata Mayo Clinic, wanita yang mengandung satu janin dianggap normal jika mengalami kenaikan berat badan sebanyak lima hingga sembilan kilogram.

Jika Anda hamil bayi kembar, kenaikan berat badan yang normal umumnya berada di kisaran angka 11 hingga 19 kilogram.

Baca juga: 5 Cara Pengobatan Demam Berdarah (DBD), Apa Saja?

Bahaya obesitas selama hamil

Obesitas selama masa kehamilan bisa menyebabkan berbagai masalah serius, seperti berikut:

1. Hipertensi gestasional

Kondisi ini terjadi karena naiknya tekanan darah tinggi. Biasanya, hal ini terjadi selama paruh kedua kehamilan.

Jika dibiarkan begitu saja, kondisi ini bisa menyebakan preeklamsia, yang membahayakan nyawa ibu dan janin.

Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini

2. Preeklamsia

Preeklamsia adalah bentuk serius dari hipertensi gestasional yang biasanya terjadi pada paruh kedua kehamilan atau segera setelah melahirkan.

Kondisi ini dapat menyebabkan gagal ginjal dan hati wanita. Dalam kasus yang jarang terjadi, kejang, serangan jantung, dan stroke dapat terjadi.

Preeklamsia juga bisa menyebabkan masalah pada pertumbuhan janin.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional terjadi etika kadar gula darah naik selama masa kehamilan.

Hal ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan besar, yang secara otomatis meningkatkan kemungkinan lahir sesar.

Wanita yang pernah menderita diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes melitus di kemudian hari, begitu juga dengan anak-anak mereka.

Baca juga: 5 Cara Pengobatan Demam Berdarah (DBD), Apa Saja?

4. Apnea tidur obstruktif

Apnea tidur adalah suatu kondisi di mana seseorang berhenti bernapas untuk waktu yang singkat selama tidur.

Selama kehamilan, sleep apnea dapat menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, preeklamsia, serta masalah jantung dan paru-paru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau