KOMPAS.com - Dahak acap kali kita keluarkan saat kita sedang sakit batuk.
Dahak berbentuk kental dan lengket juga sering dikeluarkan oleh perokok aktif atau orang peminum alkohol.
Namun, masih banyak penyebab lainnya yang dapat menjelaskan asal Anda batuk berdahak.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas lebih lanjut tentang asal-usul dahak dan variasi warnanya.
Baca juga: Apa Penyebab Produksi Dahak Berlebihan?
Mengutip Cleveland Clinic, dahak adalah jenis lendir yang lebih kental.
Lendir tipis yang biasanya dikeluarkan saat pilek atau bersin adalah lendir yang diproduksi oleh selaput lendir di hidung dan sinus.
Sedangkan, asal dahak adalah lendir yang diproduksi di tenggorokan dan paru-paru (sistem pernapasan bawah) sebagai respons peradangan, yang kemudian dikeluarkan melalui batuk, seperti yang dikutip dari Healthline.
Lendir tenggorokan dan paru-paru adalah bentuk perlindungan sistem pernapasan dengan menjadi pelumas dan penyaring udara terhadap alergen, virus, debu, dan kotoran lainnya yang lolos dari hidung.
Terkadang jenis lendir tenggorokan dan paru-paru itu diproduksi berlebihan dan butuh dikeluarkan sebagai dahak, karena penyebab tertentu.
Baca juga: Apakah Dahak Harus Dikeluarkan?
Mengutip Cleveland Clinic, ada banyak yang dapat menyebabkan Anda mengeluarkan banyak dahak, meliputi kondisi kesehatan yang buruk dan kondisi lingkungan.
Contoh penyebab dahak terkait dengan kondisi kesehatan:
Beberapa kondisi lingkungan tertentu juga dapat membuat Anda mengeluarkan banyak dahak, seperti:
Baca juga: 7 Penyebab Dahak Berdarah yang Harus Diwaspadai
Asal dahak berbeda bisa menyebabkan warnanya berbeda.
Misalnya, warna dahak bening, biasanya itu karena tubuh sedang mencoba mengeluarkan alergen.
Dalam kasus berbeda, itu mengindikasikan Anda mengalami kondisi medis, seperti bronkitis dan pneumonia.
Asal dahak karena infeksi biasanya berwarna kuning atau hijau. Infeksi yang semakin lama mengembangkan warna dahak dari kuning ke hijau.
Baca juga: 9 Penyebab Warna Dahak Hijau yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.