Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2023, 18:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Komite Nasional Pengendalian Tembakau (KomnasPT) dr Hasbullah Thabrany, M.P.H., Dr.P.h. mengungkapkan, sekitar 20 persen anak yang duduk di bangku kelas 7 sampai 9 sekolah menengah pertama (SMP) sudah merokok.

Temuan berbasis data tersebut disampaikan dalam acara kesehatan di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Merujuk data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terjadi tren peningkatan prevalensi atau jumlah kasus anak umur 10 tahun yang merokok dari 28,8 persen pada 2013, naik menjadi 29,3 persen pada 2018.

Baca juga: Macam Dampak Asap Rokok Terhadap Kesehatan Anak-anak

Sementara itu, prevalensi anak usia 10-18 tahun yang merokok juga naik sebesar 1,9 persen dari 2013 sebesar 7,2 persen, menjadi 9,1 persen pada 2018.

"Kalau anak sudah kecanduan merokok, sampai dewasa, 30-40 tahun belanja uangnya untuk rokok. Banyak anak sudah candu dan tidak bisa keluar lagi," kata dia, dilansir dari Antara (15/8/2023).

Faktor penyebab anak sulit lepas dari kecanduan rokok

Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) menyebutkan, lebih dari 50 persen anak yang sudah merokok mengalami kekambuhan untuk kembali merokok atau smoking relapse.

“Perokok anak di Indonesia mengalami tren peningkatan sejak 2006-2019. Angka smoking relapse anak juga masih relatif tinggi yakni 50 persen ke atas pada 2009-2019,” kata Risky Kusuma Hartono, Peneliti Tim Riset PKJS UI, dilansir dari Antara (2/2/2023).

Dari hasil studi timnya, pada 2019 kejadian smoking relapse lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan, terutama pada jenjang pendidikan SMP di kelas 8 dan 9.

Menurut Risky, ada beberapa faktor penyebab anak sulit lepas dari kecanduan rokok atau ingin merokok lagi setelah berhenti dari kebiasaan tidak sehat ini, di antaranya:

  • Efek adiktif nikotin

Zat nikotin dalam rokok bersifat adiktif atau bisa menyebabkan efek ketagihan.

Baca juga: Batuk dan Sesak, Waspadai Penyakit Paru Kronis karena Rokok

  • Anak dikelilingi perokok aktif

Anak yang tinggal bersama orangtua dengan kebiasaan merokok atau teman sebayanya juga perokok aktif juga bisa meningkatkan peluang kekambuhan merokok.

  • Iklan, promosi, sponsor rokok yang masif

Paparan iklan, promosi, dan sponsor rokok yang masif di berbagai media dan acara juga bisa memancing keinginan anak untuk merokok.

Baca juga: 9 Kandungan Rokok Elektrik yang Membuatnya Berbahaya

Waspadai bahaya rokok bagi anak

Dari sisi kesehatan, akibat anak kecil yang merokok bukan hanya sebatas menimbulkan kecanduan.

Pasalnya, bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Dilansir dari Kidshealth, berikut beberapa bahaya rokok bagi anak yang perlu diwaspadai:

  • Menyebabkan sakit tenggorokan
  • Muntah-muntah
  • Menyebabkan penyakit gusi
  • Membuat gigi kuning
  • Memicu penyakit mata
  • Meningkatkan risiko infeksi, seperti pneumonia
  • Tulang jadi lebih rapuh dan mudah parah
  • Menyebabkan penyakit kulit, seperti psoriasis
  • Membuat kulit terlihat keriput
  • Memicu bisul
  • Lebih gampang sakit karena sistem daya tahan tubuh menurun
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, penyakit paru, diabetes, dan beberapa jenis kanker

Mengingat tingginya kasus merokok pada anak dan ada sederet bahaya di balik kebiasaan tidak sehat ini, anak yang kecanduan rokok perlu diberi akses rehabilitasi dan dipulihkan, selain menekan beberapa faktor penyebab kecanduan merokok di atas.

Baca juga: Cara Mencegah Kecanduan Rokok pada Remaja yang Harus Diperhatikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com