Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Teknologi Wolbachia untuk Atasi DBD Bukan Rekayasa Genetik

Kompas.com - 19/11/2023, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara,

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menerangkan bahwa nyamuk wolbachia bukanlah rekayasa genetik.

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kemenkes RI, R.A. Adaninggar Primadia Nariswari mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir soal penyebaran nyamuk berbakteri wolbachia di Indonesia.

Penyebaran nyamuk wolbachia ditujukan untuk menekan angka demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

Baca juga: Kemenkes: Teknologi Wolbachia Efektif untuk Kurangi Kasus Dengue

"Apa benar nyamuk ini hasil rekayasa genetik? Kalau sudah mikir genetik pasti sudah mikir macam-macam, padahal sebenarnya nyamuk ini atau yang nanti disebarkan enggak ada rekayasa genetik," kata Dr. Ningz, sapaan akrabnya, seperti yang dikutip dari Antara pada Jumat (17/11/2023).

Ia menjelaskan bahwa wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada 60 persen jenis serangga, seperti nyamuk, lalat, ngengat, capung, dan kupu-kupu.

"Ini adalah bakteri yang alami ada, jadi enggak dibuat-buat," jelasnya.

Ia juga memaparkan bahwa bakteri wolbachia dapat diperbanyak dengan cara mengawinkan nyamuk yang sudah memiliki bakteri tersebut dengan nyamuk yang tidak memilikinya.

"Jadi, kalau ada nyamuk jantan yang mengandung wolbachia dan kawin dengan nyamuk betina yang tidak mengandung wolbachia, ini telurnya tidak akan menetas. Kalau yang mengandung wolbachia adalah betina, nanti seluruh telurnya akan mengandung wolbachia," terangnya.

Baca juga: Ketahui Pertolongan Pertama Demam Berdarah Dengue Menurut Dokter

Melalui beberapa generasi diharapkan seluruh nyamuk aedes aegypti akan mengandung bakteri wolbachia, sambungnya, sehingga bisa mengurangi penyebaran virus dengue.

Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD turut menerangkan dalam kesempatan berbeda tentang bakteri wolbachia maupun nyamuk yang menjadi inangnya.

Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium," kata Prof. Uut, sapaannya, seperti yang dikutip dari laman Kemekes.go.id pada Sabtu (18/11/2023).

Menyambung itu, ia menambahkan, "Secara materi genetik baik dari nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam," terangnya.

Baca juga: Kenali Prinsip 3M Plus untuk Cegah Demam Berdarah Dengue

Apakah bakteri wolbachia dapat hidup dalam tubuh manusia?

Prof. Uut mengatakan bahwa sebagai bakteri, wolbachia hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga.

"Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya," kata

Itu disebutkannya merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia. Wolbachia sendiri telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com