Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Hati, Perlukah Hindari Makan Makanan Berlemak?

Kompas.com - 17/07/2014, 13:45 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 
KOMPAS.com - Bila terkena penyakit peradangan hati (hepatitis), orang cenderung untuk menghindari konsumsi makanan-makanan berlemak. Tujuannya untuk tidak membebani fungsi hati yang sedang meradang. Namun sebenarnya makanan berlemak tidak sepenuhnya harus dihindari.
 
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan gastroenterohepatologi Irsan Hasan mengatakan, hati memang merupakan organ yang berperan besar dalam metabolisme, termasuk metabolisme lemak. Sehingga menghindari makanan berlemak untuk tidak membebani kerjanya mungkin bisa diterima logika.
 
Namun jangan lupa, metabolisme yang terjadi pada hati tidak hanya metabolisme lemak, tetapi juga karbohidrat dan protein. Artinya kalau memakai logika yang sama, orang dengan hepatitis harus juga menghindari konsumsi karbohidrat dan protein.
 
"Bisa-bisa pasien hepatitis hanya boleh minum air putih," ujarnya dalam talkshow SOHO #BetterU bertajuk "Hari Hepatitis Sedunia", Selasa (15/7/2014) di Jakarta.
 
Menurut Irsan, pasien hepatitis tidak perlu menghindari makan-makanan berlemak. Yang perlu diingat, makanan berlemak bukan hanya goreng-gorengan atau sayur bersantan saja, melainkan juga kacang-kacangan, avokad, dan ikan-ikan berlemak. Kandungan lemak pada bahan-bahan pangan tersebut terbukti baik untuk kesehatan.
 
Meskipun Irsan menyarankan supaya pasien hepatitis juga memperhatikan asupan sayur-sayuran karena mengandung serat yang penting untuk proses metabolisme. Terutama untuk pasien hepatitis yang telah mengalami sirosis atau mengerasan hati.
 
Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain virus hepatitis (HAV, HBV, HCV, HEV), perlemakan hati, autoimun, parasit (malaria, amuba), virus lain (dengue, herpes), bakteri (tifus, leptospira), kebiasaan minum alkohol yang berlebihan, dan penggunaan obat-obatan dengan dosis besar dalam waktu lama.
 
Hepatitis menjangkiti sekitar jutaan orang di seluruh dnia dan membunuh sekitar 1,4 juta orang setiap tahunnya. Di Indonesia, diperkirakan hepatitis terjadi pada satu dari sepuluh orang.
 
Hepatitis sebenarnya dapat sembuh sendiri, namun kebanyakan bisa pula berkembang menjadi sirosis dan kelamaan menjadi kanker hati. Bila sudah menjadi kanker hati maka harapan hidup pasien biasanya sudah sangat rendah. Survei membuktikan, orang dengan kanker hati rata-rata meninggal dalam enam bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau