Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Efek Diabetes pada Tubuh yang Layak Diantisipasi

KOMPAS.com -  Ketika seseorang menderita diabetes, mereka memiliki kadar gula darah yang tinggi.

Mengelola kadar tersebut dapat mengurangi risiko kelebihan gula darah yang menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

Apabila kadar glukosa tetap tinggi, banyak masalah kesehatan bisa muncul.

Dengan diabetes, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak bisa menggunakan insulin yang dimilikinya secara efektif.

Akibatnya, jumlah gula dalam darah menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya.

Berikut ini adalah beragam efek atau pengaruh diabetes pada tubuh yang layak diantisipasi:

1. Pada sistem peredaran darah dan kardiovaskular

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada semua bagian sistem kardiovaskular.

Karena alasan ini, ada kaitan erat antara diabetes dan masalah kardiovaskular.

Berikut penjelasanya:

Pembuluh darah

Melansir Medical News Today, kelebihan gula darah dapat menurunkan elastisitas pembuluh darah dan menyebabkannya menyempit hingga menghambat aliran darah.

Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya suplai darah dan oksigen, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan kerusakan pembuluh darah besar dan kecil.

Tekanan darah tinggi sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), 74 persen orang dewasa dengan diabetes menderita hipertensi.

Kerusakan pembuluh darah besar dikenal sebagai penyakit makrovaskuler, sedangkan penyakit mikrovaskuler mengacu pada kerusakan pembuluh darah kecil.

Komplikasi dari penyakit makrovaskular meliputi:

  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Penyakit arteri perifer

Sementara itu, penyakit mikrovaskular di antaranya dapat menyebabkan masalah pada:

Seseorang dengan diabetes dapat mengurangi risiko masalah kardiovaskular dan peredaran darah dengan cara:

  • Mengelola kadar gula darah
  • Berhenti merokok
  • Mengelola tekanan darah dan lipid
  • Menggunakan obat resep, seperti obat statin, untuk menurunkan kolesterol
  • Memantau tekanan darah
  • Berolahraga secara teratur
  • Makan makanan kaya serat

Sistem kardiovaskular

Menurut CDC, penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian dini di antara penderita diabetes.

CDC menambahkan bahwa penderita diabetes dua hingga tiga kali lebih mungkin mengalami stroke atau meninggal karena beberapa bentuk penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes.

Penderita diabetes juga cenderung mengembangkan masalah jantung yang lebih serius pada usia lebih dini dibandingkan orang tanpa kondisi tersebut.

Selain itu, diabetes seringkali muncul bersamaan dengan kondisi lain yang membuat jantung stres, seperti obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Pola makan yang tidak sehat dan kurang olahraga merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Luka dan infeksi

Sirkulasi darah yang buruk dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk sembuh saat ada luka atau infeksi. Kondisi ini bisa terjadi karena suplai darah, oksigen, dan nutrisi yang rendah.

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus memeriksa kulitnya secara teratur apakah ada luka dan menemui dokter jika ada tanda-tanda infeksi, termasuk kemerahan, bengkak, atau demam.

2. Pada sistem saraf

Neuropati atau kerusakan saraf adalah komplikasi umum diabetes.

Menurut CDC, gejala paling mungkin terjadi pada orang yang menderita diabetes selama 25 tahun atau lebih, tetapi itu bisa terjadi lebih cepat juga.

Neuropati dapat memengaruhi bagian mana pun dari sistem saraf, termasuk saraf yang mengontrol fungsi otonom atau tidak disengaja, seperti pencernaan.

Namun, bentuk yang paling umum adalah neuropati perifer.

Hal ini menyebabkan nyeri dan mati rasa pada ekstremitas, khususnya:

  • Paha, betis, telapak kaki, dan jari kaki
  • Lengan, tangan, dan jari

Neuropati juga dapat memengaruhi pinggul dan kaki bagian atas.

Menurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), hingga 50 persen penderita diabetes memiliki neuropati perifer dan lebih dari 30 persen memiliki neuropati otonom.

Hilangnya sensasi yang terjadi dengan neuropati dapat membuat seseorang lebih sulit untuk melihat luka kecil.

Dikombinasikan dengan sirkulasi yang buruk, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang parah.

Misalnya, jika seseorang tidak menyadari adanya lepuh di kakinya, infeksi dapat berkembang dan memburuk dengan cepat.

Sirkulasi yang buruk berkontribusi untuk ini.

Ulserasi dan kematian jaringan dapat terjadi, dan amputasi mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.

3. Pada ginjal dan sistem kemih

Seiring waktu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal.

Kerusakan ini dapat mencegah ginjal menyaring limbah dari darah dan pada gilirannya bisa terjadi gagal ginjal.

NIDDK menggambarkan diabetes sebagai salah satu penyebab utama penyakit ginjal. Ini mempengaruhi 1 dari 4 orang dengan diabetes.

Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang menyerang penderita diabetes. 

4. Penglihatan

Diabetes meningkatkan risiko sejumlah masalah mata, beberapa di antaranya dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

Masalah jangka pendek termasuk penglihatan kabur, karena gula darah tinggi.

Komplikasi jangka panjang meliputi:

  • Glaukoma
  • Retinopati diabetik
  • Edema makula
  • Katarak

Melakukan tes mata secara teratur, mengelola gula darah, dan menghindari atau berhenti merokok semuanya dapat membantu melindungi kesehatan mata dengan diabetes.

5. Sistem pencernaan

Kerusakan sistem saraf dapat memengaruhi fungsi tubuh otonom, termasuk pencernaan.

Gastroparesis dapat terjadi ketika kerusakan saraf mengganggu kemampuan sistem pencernaan untuk memindahkan makanan dari lambung ke usus kecil.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan:

  • Mual
  • Muntah
  • Refluks asam
  • Kembung
  • Sakit perut
  • Penurunan berat badan dalam kasus yang parah

6. Pada kulit

Melansir Health Line, ada hubungan antara diabetes dan berbagai kondisi kulit.

Gejalanya bisa berkisar dari ringan hingga parah.

Masalahnya termasuk peluang lebih tinggi bagi penderita diabetes untuk mengalami kondisi kulit berikut:

  • Kulit kering
  • Skin tag atau daging tumbuh di permukaan kulit yang berukuran kecil dan menyerupai kutil
  • Bercak hitam pada kulit, yang dikenal sebagai acanthosis nigricans
  • Infeksi bakteri, seperti bintit atau bisul
  • Infeksi jamur, seperti sariawan atau kutu air
  • Gatal
  • Dermopati diabetik, yang melibatkan bercak bulat, coklat, dan bersisik yang tidak berbahaya tapi berpotensi mengganggu
  • Lecet

Studi juga menemukan hubungan antara kejadian diabetes tipe 2 dan psoriasis (peradangan pada kulit).

Bisul bisa pula berkembang jika infeksi kulit menjadi parah. Bisul adalah luka terbuka yang lambat sembuh.

Seseorang dengan kadar gula darah tinggi mungkin juga memiliki kadar trigliserida atau lemak dalam darah yang tinggi.

Kondisi ini dapat menyebabkan xanthomatosis erupsi, ruam lesi kuning kemerahan yang disebut xanthomas yang juga bisa menjadi tanda peringatan pankreatitis.

Kapalan, luka kaki, dan kulit kering juga bisa menimbulkan masalah.

Jika luka berkembang dari ini, bisul bisa muncul.

Tanpa penanganan, ulkus kaki bisa menjadi berbahaya, mungkin mengakibatkan perlunya amputasi.

7. Masalah metabolisme

Metabolisme adalah proses di mana tubuh mengubah nutrisi menjadi energi.

Gangguan pada proses ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa.

Apa saja itu?

Ketoasidosis diabetik

Ketoasidosis diabetik (DKA) adalah komplikasi diabetes akut yang mengancam jiwa. Itu terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk energi, sehingga lemak mulai rusak.

Saat melakukan ini, tubuh melepaskan bahan kimia yang dikenal sebagai keton.

Kadar keton yang tinggi bisa membuat darah menjadi terlalu asam.

Dalam beberapa jam, ini bisa menimbulkan berbagai gejala, termasuk:

  • Mulut kering
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Sesak napas
  • Kehilangan kesadaran dan koma

Tanpa pengobatan, DKA bisa berakibat fatal.

DKA kemungkinan besar memengaruhi seseorang dengan diabetes tipe 1, tetapi bisa juga terjadi pada tipe 2 jika kadar gula darah naik terlalu jauh.

Keadaan hiperglikemik hiperosmolar

Keadaan hiperglikemik hiperosmolar (HHS) terjadi ketika gula darah sangat tinggi. Ini lebih sering terjadi pada diabetes tipe 2.

Gejala berkembang secara bertahap dan meliputi:

  • Dehidrasi
  • Kebingungan
  • Kehilangan kesadaran dan koma

HHS bisa berakibat fatal jika seseorang tidak mendapat pengobatan dengan cepat.

Sindrom metabolik

Sindrom metabolik mengacu pada kumpulan kondisi dan gejala, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas.

Seorang dokter dapat mendiagnosis sindrom metabolik jika seseorang memiliki tiga dari lima gejala berikut:

  • Gula darah puasa tinggi
  • Kolesterol jahat (LDL) tinggi dan kolesterol baik (HDL) rendah
  • Hipertensi, atau tekanan darah tinggi
  • Ukuran pinggang yang besar, karena tubuh gemuk di sekitar bagian tengah
  • tingkat trigliserida yang tinggi dalam darah

Faktor risiko diabetes dan aspek sindrom metabolik lainnya termasuk aktivitas fisik yang rendah dan berat badan berlebih.

8. Kesehatan dan kesuburan seksual

Kerusakan terkait diabetes pada pembuluh darah dan sistem saraf otonom dapat berdampak negatif pada fungsi seksual dan kemampuan tubuh untuk mengirim dan merespons rangsangan seksual.

Disfungsi ereksi tiga kali lebih mungkin terjadi pada pria dengan diabetes, dan dapat muncul 10–15 tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes.

Cara lain di mana diabetes dapat memengaruhi kepercayaan diri orang dalam kehidupan seks mereka meliputi:

  • Kondisi berdampak pada kesehatan mental
  • Khawatir bahwa seks dapat menurunkan kadar glukosa, yang menyebabkan hipoglikemia
  • Ketidakpastian tentang apa yang harus dilakukan dengan pompa insulin

Namun, ada cara untuk mengatasi semua masalah ini.

9. Kesuburan

Diabetes dapat memengaruhi kesuburan baik pada pada pria maupun wanita.

Penelitian yang muncul pada 2009 menemukan bahwa anak perempuan yang didiagnosis diabetes tipe 1 sebelum usia 10 tahun lebih mungkin untuk mulai menstruasi lebih lambat daripada mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.

Ketidakteraturan menstruasi juga umum terjadi setelah menstruasi dimulai, dan menopause dapat dimulai lebih awal.

Penelitian juga mencatat bahwa ada hubungan antara diabetes tipe 2 dan infertilitas, lamanya siklus menstruasi, dan usia dimulainya menopause.

Hubungan ini mungkin disebabkan oleh tingginya insiden sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan obesitas pada penderita diabetes, yang keduanya dapat meningkatkan kemungkinan masalah kesuburan.

Diabetes juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, oleh karena itu, manajemen gula darah yang baik selama masa kehamilan sangat penting.

Penelitian pada 2018 menemukan bahwa pria dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 cenderung memiliki kualitas sperma yang lebih rendah dan risiko kemandulan yang lebih tinggi.

10. Kesehatan mental

Diabetes dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dengan berbagai cara. 

Berikut ini mungkin termasuk:

  • Kekhawatiran tentang pengobatan, kesehatan, dan kemungkinan komplikasi dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan depresi
  • Orang dapat khawatir tentang biaya pengobatan dan apakah mereka melakukannya dengan benar atau tidak, terutama jika gejala berubah
  • Saat seseorang merasa lelah, akan lebih mudah untuk melakukan kebiasaan buruk, misalnya tidak berolahraga

Mempelajari sebanyak mungkin tentang diabetes dapat membantu mengurangi stres.

Semakin banyak seseorang mengetahui tentang kondisi mereka, semakin besar kontrol yang mereka rasakan terhadap diabetes dan pengobatannya.

Mengetahui apa yang harus dilakukan dalam setiap situasi dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang dan membuat mereka merasa lebih baik secara keseluruhan.

Bekerja sama dengan ahli kesehatan dapat membantu meminimalkan masalah ini.

Seorang dokter atau konselor dapat membantu membuat rencana untuk mengurangi risiko masalah kesehatan mental.

https://health.kompas.com/read/2020/11/24/180600168/10-efek-diabetes-pada-tubuh-yang-layak-diantisipasi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke