KOMPAS.com - Gangguan stres pasca trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) dapat terjadi pada seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis yang menyebabkan mereka merasa takut, kaget, atau tidak berdaya.
Gangguan ini dapat memiliki efek jangka panjang, termasuk kilas balik, kesulitan tidur, dan kecemasan.
Contoh peristiwa yang dapat memicu gangguan ini termasuk perang, kejahatan, kebakaran, kecelakaan, kematian orang yang dicintai, atau penyalahgunaan beberapa bentuk.
Pikiran dan ingatan berulang meskipun bahaya telah berlalu.
Melansir dari Medical News Today, diperkirakan mempengaruhi antara 7 dan 8 persen populasi.
Selain itu, wanita lebih mungkin terkena daripada pria.
Selain itu, PTSD juga bisa dialami oleh anak-anak ataupun orang dewasa.
Mengenali gejala PTSD menjadi penting untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Gejala PTSD secara umum
Gejala biasanya terjadi tiga bulan setelah kejadian yang traumatis.
Berdasarkan American Psychological Association (APA) Diagnostic and Statistical Manual Edisi Kelima (DSM-5), orang akan didiagnosis mengelami PTSD apabila mengalami beberapa gejala berikut:
Mungkin ada perubahan perilaku jangka panjang yang berkontribusi pada masalah dan pekerjaan dan kerusakan dalam hubungan.
Orang tersebut mungkin mulai mengonsumsi lebih banyak alkohol daripada sebelumnya atau melakukan penyalahgunaan obat terlarang.
Gejala PTSD pada anak-anak dan remaja
Pada mereka yang berusia 6 tahun ke bawah, gejala yang dialami termasuk:
Antara usia 5 dan 12 tahun, anak mungkin tidak memiliki kilas balik dan mereka mungkin tidak mengalami kesulitan mengingat bagian-bagian dari peristiwa tersebut.
Namun, mereka mungkin mengingatnya dalam urutan yang berbeda atau merasa ada tanda bahwa itu akan terjadi.
Mereka juga dapat mengungkapkannya melalui permainan, gambar, dan cerita.
Mereka mungkin mengalami mimpi buruk dan mudah tersinggung.
Mereka mungkin merasa sulit untuk pergi ke sekolah atau menghabiskan waktu bersama teman atau belajar.
Dari usia 8 tahun ke atas, anak-anak umumnya cenderung menunjukkan reaksi yang sama dengan orang dewasa.
Antara usia 12 dan 18 tahun, orang tersebut mungkin menunjukkan perilaku mengganggu atau tidak sopan, impulsif atau agresif.
Di samping itu, anak-anak yang pernah mengalami pelecehan seksual lebih mungkin untuk:
Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, segera bicarakan dengan praktisi kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
https://health.kompas.com/read/2022/02/02/060000668/gejala-ptsd-pada-anak-dan-remaja-yang-perlu-diperhatikan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.