Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2021, 06:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inkompatibilitas ABO adalah reaksi yang dapat terjadi saat seseorang menerima tipe darah yang salah saat transfusi.

Inkompatibilitas ABO saat ini sangat langka terjadi. Hal itu karena teknik tes golongan darah yang sudah lebih modern membuat potensi terjadinya kondisi ini menjadi rendah.

Namun, jika seseorang mengalami kondisi ini, sistem imunitas tubuh akan bereaksi dan berbahaya.

Baca juga: Ragam Buah yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah O

Penyebab

Terdapat empat jenis golongan darah:

  • Tipe A
  • Tipe B
  • Tipe AB
  • Tipe O

Seseorang dengan golongan darah tertentu dapat membentuk protein antibodi yang menyebabkan sistem imun mereka bereaksi terhadap satu atau lebih golongan darah lain.

Hal ini patut diperhatikan, terutama jika seseorang perlu menerima darah atau menjalani transplantasi organ.

Contoh:

  • Orang bergolongan darah A akan bereaksi terhadap golongan darah B atau AB
  • Orang bergolongan darah B akan bereaksi terhadap golongan darah A atau AB
  • Orang bergolongan darah O akan bereaksi terhadap golongan darah A, B, atau AB
  • Orang bergolongan AB tidak akan bereaksi terhadap golongan darah A, B, atau AB

Sebelum transfusi darah, dokter akan mengetes golongan darah. Dokter akan mengambil sampel kecil yang kemudian dicocokkan dengan darah yang akan diterima.

Kedua sampel darah tersebut digabungkan dan diamati reaksinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi inkompatibilitas.

Kesalahan manusia (human error) merupakan penyebab paling mungkin dari reaksi inkompatibilitas ABO. Bisa jadi diakibatkan oleh transfusi menggunakan darah yang salah.

Baca juga: Ragam Buah yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah A

Hal ini mungkin terjadi jika ada kesalahan label pada kantung darah, pengisian formulir yang salah, atau kelalaian saat memeriksa darah sumbangan sebelum melakukan transfusi.

Gejala

Reaksi inkompatibilitas ABO dapat terjadi beberapa menit setelah melakukan transfusi. Gejala yang dapat timbul, meliputi:

  • demam dan menggigil
  • nyeri otot
  • mual dan muntah
  • napas pendek
  • nyeri pada area yang ditusuk
  • nyeri dada, perut, atau punggung
  • tekanan darah rendah
  • gagal ginjal akut
  • darah dalam urin
  • penyakit kuning
  • firasat tidak enak

Diagnosis

Untuk mendiagnosis terjadinya reaksi inkompatibilitas ABO, akan dilakukan tes pemeriksaan fisik dan tes darah.

Melansir medlineplus.gov, tes darah biasanya akan menunjukkan:

  • level bilirubin tinggi
  • jumlah darah lengkap (CBC) menunjukkan adanya kerusakan sel darah merah atau anemia
  • darah penerima dan donor tidak cocok
  • peningkatan laktat dehidrogenase (LDH)
  • peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin jika kerusakan ginjal terjadi
  • waktu protrombin atau tromboplastin parsial memanjang
  • tes antiglobulin positif

Baca juga: Inilah Golongan Darah yang Berisiko Terkena Serangan Jantung

Selain itu, dokter atau suster juga akan memonitor tanda-tanda vital, seperti:

  • tekanan darah
  • detak jantung
  • pernapasan
  • suhu tubuh

Perawatan

Jika terjadi reaksi, transfusi harus segera dihentikan. Perawatan juga dapan meliputi:

  • obat-obatan untuk reaksi alergi (antihistamin)
  • obat-obatan untuk mengobati pembengkakan dan alergi (steroid)
  • obat-obatan untuk menaikkan tekanan darah jika terlalu rendah
  • cairan yang diberikan melalui vena (intravena)

Pencegahan

Tidak banyak hal yang dapat dilakukan penerima donor darah untuk mencegah hal ini terjadi.

Namun, bank darah dan rumah sakit memiliki sistem untuk mencegah kondisi ini terjadi, seperti:

  • memeriksa identitas pendonor dan memastikan sudah sesuai dengan informasi pada sampel darah yang diberikan
  • memberi label dengan benar pada sampel yang disimpan
  • memeriksa ulang golongan darah pasien dan paket darah setiap sebelum transfusi dilakukan

Baca juga: Ragam Sayuran yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah O

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com