Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiada Henti Menumpas Malaria

Kompas.com - 12/07/2011, 03:05 WIB

Ia bercerita, saat itu Pater Klaus Nauman SVD, pastor di Kecamatan Kewapante, Sikka, sempat terguncang karena seorang siswa kelas III SD meninggal akibat malaria. Melihat kondisi itu, Pater Klaus menerapkan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak-anak di wilayah pelayanannya agar mereka mempunyai daya tahan tubuh melawan malaria.

Namun, dengan PMT pun jumlah penderita malaria tetap banyak. Ini karena vektor malaria, yakni nyamuk Anopheles, tak diurus. Bahkan, penderita gizi buruk yang ditangani Yaspem pun banyak yang terkena malaria.

Trix lalu mencari cara bagaimana mengatasi penyakit ini. Apalagi mereka yang telah mengikuti program keterampilan hidup pun kurang memiliki komitmen untuk berkembang. Mereka relatif minim inisiatif dan motivasi untuk mandiri. Kondisi tersebut diduga terkait dengan kualitas SDM yang rendah, tak lepas dari pengaruh malaria.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, NTT termasuk daerah kategori endemis tinggi malaria. Penderita positif malaria lebih dari 50 per 1.000 penduduk. Jika malaria tak ditanggulangi, akan berdampak serius terhadap SDM di NTT.

Malaria bisa mengganggu pertumbuhan otak janin yang berdampak pada penurunan kecerdasan anak. Indeks pembangunan manusia (IPM) untuk NTT pun rendah, rata-rata 66,6, sedangkan rata-rata IPM nasional 71,4.

”Lebih jauh, malaria akan berdampak pada penurunan PAD (pendapatan asli daerah). Contohnya di sektor pariwisata, turis takut ke Flores karena kasus malaria yang tinggi. Ini merugikan karena Flores punya banyak aset wisata,” kata Trix.

Mencari informasi

Informasi tentang penyakit malaria diperoleh Trix, antara lain, dari para ahli di Jerman saat ia melaporkan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan Yaspem kepada Misereor, yayasan di Jerman yang menjadi donaturnya.

Ia kerap bertanya tentang malaria kepada dokter spesialis anak Wolfgang Wahlen; ahli malaria Jerman, Prof Dr Norbert Becker dan Dr Paul Schaedler; serta dokter Asep Purnama, spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers, Maumere.

Trix lalu menyusun konsep pemberantasan malaria secara komprehensif. Untuk menjalankan konsepnya dibutuhkan dana relatif besar. Pada 2007 ia mengajukan dukungan dana ke Misereor dan memperoleh sekitar Rp 2 miliar. Konsep itu dia terapkan dalam kegiatan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sikka untuk enam kecamatan (37 desa/ kelurahan) di Sikka, yakni Kewapante, Kangae, Hewokloang, Alok Barat, Alok, dan Alok Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com