Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2013, 07:41 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com — Kendati penting, ternyata tak banyak masyarakat yang mengerti jenis obat yang beredar di Indonesia. Padahal dengan minimnya pengetahuan yang dimiliki, masyarakat jugalah yang akan merugi.
 
Hal ini bisa dilihat dari penggunaan obat generik di Indonesia. Meski tren penggunaan obat generik terus meningkat, nyatanya masyarakat lebih mengenal obat generik bermerek. Padahal, pemerintah telah menyediakan obat generik berlogo (OGB), yang memiliki kualitas sama dengan harga lebih murah.
 
Kondisi ini, menurut pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, diakibatkan minimnya edukasi dan pengetahuan yang tersedia. “Sedikit sekali edukasi yang diterima masyarakat. Pada akhirnya, masyarakat yang merugi karena harus pasrah menerima resep dari tenaga kesehatan,” ujarnya pada Kompas Health.
 
OGB dan obat generik bermerek sebetulnya memiliki zat aktif yang sama. Obat ini juga memiliki bahan baku, prosedur, dan metode yang sama. Perbedaan harga yang mencapai 40-200 kali diakibatkan biaya pengemasan dan promosi yang dilakukan terhadap obat generik bermerek.
 
Sayangnya, perbedaan harga yang jauh ini dianggap sebagai perbedaan kualitas antar-keduanya. “Kualitas keduanya sama, walau harganya jauh berbeda. Hal ini jelas merugikan masyarakat. Pemerintah seharusnya memberikan edukasi terkait obat tersebut sehingga masyarakat bisa memilih dan tidak pasrah menerima apa pun obat yang diresepkan,” kata Tulus.
 
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Bina Farmasi Dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Maura Linda Sitanggang, mengatakan, edukasi tersebut sudah diberikan kepada masyarakat. Namun, pilihan terakhir tetap ada di tangan masyarakat.
 
“Masyarakat bisa memilih obat apa yang menurutnya lebih baik. Pemerintah sendiri lebih mendukung OGB yang jauh lebih efektif karena OGB jugalah yang akan digunakan untuk JKN 2014,” kata Maura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com