Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2014, 17:43 WIB

KOMPAS.com — Stroke merupakan penyakit yang sangat serius. Seseorang yang mengalami stroke membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin. Makin cepat pasien stroke mendapat pertolongan, makin banyak area saraf otak yang bisa diselamatkan.

Stroke terjadi karena pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak mengalami penyumbatan atau pecah sehingga sebagian area otak tidak mendapatkan aliran darah dan rusak. Padahal, otak manusia butuh aliran darah yang konstan membawa darah yang mengandung oksigen dan nutrisi.

Menurut dr Frandy Susatia, spesialis saraf, ada dua tipe stroke yang paling banyak diderita, yakni tipe sumbatan dan tipe perdarahan.

"Stroke karena sumbatan disebabkan adanya gumpalan darah yang menyumbat pembuluh dari otak. Biasanya gumpalan itu berasal dari jantung atau pembuluh darah besar lainnya," katanya dalam acara mengenai stroke yang diadakan oleh SOHO Global Health di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Sementara itu, stroke perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah menggumpal di jaringan otak. "Penyebab utamanya karena hipertensi atau pecahnya pembuluh darah," ujar dokter dari RS Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta, ini.

Stroke akibat perdarahan harus mendapatkan perawatan dokter sesegera mungkin. "Dokter akan mencari lokasi  tempat pecahnya pembuluh darah dan menentukan perlu tidaknya diperlukan pembedahan," katanya.

Frandy menambahkan, pertolongan pertama yang dibutuhkan pasien stroke adalah dibawa ke rumah sakit. Ia juga membantah pendapat yang beredar di masyarakat mengenai tindakan menusuk tangan atau telinga pasien saat stroke.

"Menusuk-nusuk pasien justru bisa membuat infeksi. Ini jelas berbahaya kalau pasien juga mengidap diabetes. Karena itu, kalau ada serangan stroke, segera hubungi ambulans atau bawa pasien ke rumah sakit," ujarnya.

Meski begitu, pasien yang mengalami stroke karena sumbatan masih bisa diberikan pertolongan obat pengencer darah seperti aspirin. "Tapi, sebagai awam, tentu sulit membedakan apakah stroke itu karena sumbatan atau perdarahan. Jadi, tetap saja sebaiknya bawa ke rumah sakit," katanya.

Sambil menunggu datangnya ambulans, amati pasien dengan saksama. Bila napasnya berhenti, bisa dilakukan pernapasan buatan. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, letakkan kepala dan bahu orang tersebut di atas bantal dengan ketinggian sekitar 30 derajat. Bila pasien muntah, miringkan kepalanya ke samping untuk menghindari tersedak oleh muntahnya. "Selain itu jangan berikan makanan atau minuman pada pasien yang baru stroke," katanya.

Tata laksana pasien stroke di rumah sakit bertujuan untuk memperbaiki aliran darah ataupun pembedahan. Frandy menjelaskan, saat ini ada tindakan pemberian injeksi untuk melancarkan kembali aliran darah.

"Jika pasien dibawa ke rumah sakit tidak lebih dari 4 jam setelah stroke, bisa diberikan injeksi di bagian vena. Suntikan ini cukup efektif mengembalikan kondisi pasien," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Health
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
BrandzView
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Health
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Health
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Health
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Health
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Health
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Health
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau