Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/07/2014, 11:51 WIB
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Salah satu ritual yang selalu dilakukan sebelum dan setelah menyikat gigi adalah membersihkan sikat gigi dengan air. Kendati demikian, ternyata sikat gigi bisa menyimpan jutaan bakteri, terutama dalam kondisi lembab.

Kelembaban memang kondisi yang disukai oleh bakteri. Menurut Prof.drg.Melanie S.Djamil, sikat gigi bukanlah sesuatu yang steril walau selalu kita cuci. "Di tempat lembab, bisa tumbuh lebih dari 100 juta bakteri," katanya dalam acara media edukasi yang diadakan oleh Formula di Jakarta (11/7/14).

Selain faktor udara, bakteri juga bisa berasal dari air yang dipakai. "Air banyak membawa materi yang bisa berkembang biak, apalagi dalam kondisi asam dan lembab. Bakteri ini akan membentu koloni," ujarnya.

Oleh karenanya, jangan heran jika kita sudah rutin menyikat gigi namun masih juga menderita sariawan atau radang gusi. "Kalau kita memiliki gigi berlubang atau penyakit gigi lainnya, bakterinya bisa berpindah ke sikat gigi, demikian pula sebaliknya. Jadi penularan bolak-balik," kata Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri adalah memastikan sikat gigi selalu dalam kondisi kering. Melanie menyarankan untuk membersihkan sisa-sisa air setelah menggunakan sikat gigi, bila perlu mengeringkannya dengan tisu.

"Hindari bergantian memakai sikat gigi yang sama atau menaruh sikat gigi berdekatan dengan milik orang lain, termasuk dengan milik anggota keluarga karena bisa menyebabkan perturakan bakteri," katanya.

Saat ini juga sudah tersedia sikat gigi yang mengandung Nano Charcoal atau arang yang memiliki daya serap tiga kali lebih cepat. Dengan demikian sikat gigi otomatis akan lebih cepat kering.

"Charcoal atau kita menyebutnya arang adalah senyawa karbon yang dikenal memiliki daya serap tinggi. Manfaat lainnya adalah menyerap bau. Kondisi sikat gigi yang kering akan menjadikan bakteri tidak gampang tumbuh," kata Danny Tanurahardja, product development Sikat Gigi Formula, dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, arang yang dipakai adalah yang berasal dari kayu tanaman oak dari Jepang karena memiliki ukuran pori sangat kecil, hingga ukuran nano, sehingga kemampuannya mengontrol kelembaban lebih tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+