Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2014, 10:13 WIB
Indra Akuntono

Penulis

Dari banyaknya pengalaman sebagai relawan pengajar, salah satu hal yang tak bisa dilupakan Dira adalah saat dirinya harus membantu seorang anak membersihkan diri setelah buang air besar (BAB). Dira tak sampai hati karena anak perempuan berusia tujuh tahun itu tidak membersihkan dirinya dengan baik.

"Akhirnya saya yang bantu nyebokin. Ini beneran. Abisnya saya kasihan," ujar Dira.

Pengalaman itu didapat Dira saat menjadi relawan di Jambore Sahabat Anak, Agustus 2014 lalu, di wilayah Jakarta Selatan. Acara tersebut rutin digelar selama dua hari pada setiap tahunnya dan dihadiri ratusan anak dari beberapa daerah di Indonesia.

Putri ketiga dari empat bersaudara itu melanjutkan, dirinya juga terkejut begitu mengetahui masih ada permukiman di Jakarta yang tak memiliki fasilitas BAB memadai. Tempat BAB hanya tersedia di luar rumah, digunakan bersama warga yang berdomisili di permukiman tersebut.

Selama jambore digelar, selama itu juga Dira harus menahan hasrat tidak buang air kecil dan BAB. Alasannya karena kondisi tempat buang hajat yang buruk sehingga Dira tak sampai hati ikut menyumbang potensi penyebaran penyakit.

"Saya nahan pipis selama 48 jam sampai saya sakit, demam," ungkapnya.

Dira menuturkan, buruknya infrastruktur sanitasi ditambah lemahnya kesadaran hidup sehat sangat berdampak buruk bagi generasi masa depan. Masalah ini dapat menyebabkan masyarakat terkena diare. Tak heran, kata Dira, jika diare menjadi penyebab meninggalnya dua pertiga bayi di Indonesia.

Remaja yang hobi tari-tarian tradisional ini melanjutkan, dirinya ingin menularkan kepedulian hidup sehat kepada semua orang yang ditemui. Dira tak ingin kehilangan harapan. Ia yakin bahwa semangat hidup bersih akan tertanam jika terus dicoba pada setiap waktunya.

Karena kegigihannya mengedukasi anak-anak untuk hidup sehat, Dira pun dipilih dalam Project Sunlight sebagai pemimpin masa depan dari Indonesia untuk menyampaikan gagasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com