Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih yang Tepat, Tak Semua Lemak Harus Dimusuhi

Kompas.com - 14/03/2015, 12:07 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Lemak termasuk dalam nutrisi yang paling dihindari, terutama bagi mereka yang takut berat badannya naik. Padahal, lemak diperlukan tubuh sebagai sumber energi dan juga material untuk pembentukan hormon. Kehadirannya dalam jumlah sesuai justru bisa menyehatkan tubuh.

Itu sebabnya lemak tak perlu selalu dimusuhi, asalkan kita bisa memilih lemak yang baik bagi tubuh. "Kita tidak perlu takut mengonsumsi lemak, karena tubuh kita memerlukan lemak untuk membantu fungsi tubuh tetap normal. Hati-hati mengurangi lemak tanpa tahu jenisnya apa," kata Emilia Achmadi, ahli nutrisi, dalam acara media edukasi mengenai lemak yang diadakan oleh PT.Unilever Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/15).

Lemak merupakan salah satu dari makronutrien penting yang perlu dikonsumsi setiap hari, selain karbohidrat dan protein. Menurut Emilia, kita memerlukan lemak sekitar 30 persen dari total asupan kalori harian. "Sayangnya rata-rata orang Indonesia kelebihan asupan lemak, rata-rata mencapai 41 persen," ujarnya.

Terdapat banyak jenis lemak, tentu ada yang baik dan ada yang kurang baik. Lemak jenuh adalah jenis lemak yang perlu dibatasi karena bisa menyebabkan berat badan bertambah dan juga meningkatkan kadar kolesterol. Lemak jenuh ini bisa kita temukan pada keju, santan, telur, daging, susu, butter, minyak sawit, dan sebagainya.

Jenis lemak "jahat" lainnya adalah lemak trans yang muncul dalam proses hidrogenasi. Biasanya lemak ini ditemukan dalam makanan olahan. "Lemak ini punya sifat lebih merusak dan inflamator dalam tubuh. Hindari sebisa mungkin, karenanya baca label makanan, jika mengandung lemak trans atau lemak terhidrogenasi, lebih baik pilih merek lain," kata Emilia.

Sementara itu, lemak baik yang tak perlu ditakuti antara lain adalah lemak tak jenuh. Lemak jenis ini bisa kita temukan dalam minyak zaitun, daging sapi yang diternakkan dengan makan rumput, telur yang berasal dari ayam yang dilepas di peternakan, ikan dari perairan laut dalam, kacang, dan juga alpukat.

"Tapi cara pengolahannya juga berpengaruh. Alpukat lebih baik diblender dengan gula atau madu sedikit. Jangan dijadikan es campur," katanya.

Demikian juga dengan ikan atau kacang, sebaiknya jangan digoreng agar jumlah kalorinya tidak bertambah. Cara pengolahan yang dianjurkan antara lain dikukus, rebus, atau dipanggang.

"Ikan jangan dimasak dengan cara digoreng terus, tapi sekali-kali dipanggang, dipepes, atau dibuat sop," sarannya.

Meski demikian, lemak adalah lemak, yang akan menggemukkan kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak. "Kuncinya adalah mengatur porsi makanan, tidak perlu ekstrem mengurangi tapi miliki disiplin diri supaya jangan serakah saat makan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau