Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2015, 18:47 WIB

Batuk pada anak, paling banyak terjadi akibat infeksi saluran napas dan alergi. Ada dua infeksi saluran napas, yaitu infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Batuk karena infeksi saluran napas atas biasanya lebih ringan. Misalnya karena flu, amandel, atau radang tenggorokan. Sementara, batuk karena infeksi saluran napas bawah biasanya agak lebih berat, seperti pada penderita pneumonia (radang paru).

Batuk yang disebabkan alergi, biasanya terjadi pada penderita asma. Selain itu, batuk juga bisa terjadi karena aspirasi, yaitu masuknya cairan atau benda asing ke paru-paru seperti ketika minum susu, atau makan keripik.

Pencegahan batuk: 
Jika anak memilik asma, yang harus dilakukan adalah menghindari pemicu alergi yang menyebabkan saluran napas menyempit. Saat berdekatan dengan anak-anak, orang dewasa yang tengah mengidap flu atau batuk harus menggunakan masker dan hindari batuk di sembarang tempat. Jaga daya tahan tubuh anak, dengan asupan makanan bergizi. Anak yang sehat akan memiliki daya tahan tubuh yang bagus. 

Selain itu, ada beberapa penyakit penyebab batuk yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari) bisa dicegah dengan suntikan DPT. TBC juga bisa dicegah dengan suntikan BCG. Karena itu, usahakan tepati pemberian imunisasi pada anak tepat jadwal. 


4. DIARE 

Diare adalah ganggungan pencernaan yang biasa dialami oleh semua orang, termasuk anak-anak. Diare adalah keluarnya feses yang berair. Diare juga berarti makin seringnya frekuensi buang air besar.

Penyebab diare:

Daire dapat disebabkan infeksi pleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, ataupun parasit. Penyebab lainnya adalah konsumsi obat-obatan, terutama antibiotic, dan pemakaian pemanis buatan. Tak cocok dengan makanan tertentu juga sering menjadi penyebab diare. Protein susu sapi merupakan bahan makanan yang paling sering menimbulkan alergi hingga anak-anak menderita diare. Makanan lain pencetus alergi adalah ikan, telur, bahan pewarna, dan bahan pengawet.

Ada perbedaan antara diare dan mencret, diare adalah keluarnya kotoran encer sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari. Kadang, disertai lendir dan darah. Sedangkan, mencret adalah keluarnya kotoran yang berbentuk encer atau cairan.

Penanganan diare:
- Jika mencret pertama sudah disertai darah, segera bawa ke dokter. Begitu pula jika mencret terjadi terus-menerus selama 6 jam atau lebih, disertai muntah, tak mau minum, mata tampak cekung, pusing, dan berat badan turun. 

- Jaga asupan cairan, dengan tetap memberikan ASI sesering mungkin.

- Anak yang sudah mengonsumsi makanan padat bisa diberi makanan yang lunak-lunak, tak berminyak, dan mudah dicerna. Paling gampang berikan bubur nasi dengan kuah sayur bening. Buah-buahan yang dianjurkan adalah apel dan pisang.

- Pemberian oralit pun disarankan pada bayi dan batita yang tengah mengalami diare.

- Obat pemampat kotoran tak dianjurkan, karena akan menahan diare yang membuat racun dan kuman-kuman penyebab infeksi tertahan di dalam perut. Terlebih, jika diare disertai panas.

- Segera bawa ke dokter, jika diare terjadi lebih dari satu minggu dan diare disertai darah.

Pencegahan diare:
Orangtua harus menjamin makanan si kecil terjaga kebersihannya. Begitu juga dengan alat-alat makan dan lingkungan di rumah, terutama jika ia masih bayi. Jaga juga kebersihan tangan, saat akan bersentuhan dengan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com