Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2015, 17:00 WIB

Selain kesombongan, faktor lain yang membuat seseorang sulit memaafkan adalah adanya persepsi yang keliru. "Misalnya, ketika seseorang mengatakan 'ngapain saya memaafkan, sementara dia enak-enak melenggang. Wong dia yang salah'...."

Menurut Yoyok, sakit hati itu adalah beban kita karena pihak yang membuat sakit hati bisa saja tidak merasa berbuat salah, bisa saja lupa, atau tidak sengaja melakukannya sehingga tidak sadar kalau sudah membuat orang sakit hati.

"Jadi, perkara memaafkan itu adalah perkara kita, agar beban terangkat. Memaafkan akan sangat therapeutic (menyembuhkan)," lanjutnya.

Luka batin yang dikarenakan ulah orang-orang terdekat seperti pasangan, orangtua, sahabat, umumnya lebih sulit disembuhkan dan lebih sulit dimaafkan. "Karena kita punya harapan besar pada mereka. "'Mestinya, kan, dia ngerti saya' itu biasanya yang kita ucapkan," kata Yoyok.

Setelah berlalunya waktu, ada orang-orang yang mencoba meneliti kembali sumber kemarahannya. "Misalnya dia bertanya pada dirinya, sebenarnya perkataan apa sih yang membuat saya sakit hati saat itu? Atau, kenapa ya saya sensitif sekali waktu itu? Nah, ketika kita melihat momen itu dengan pandangan yang lebih obyektif, ada upaya untuk mencoba mengerti, mencoba berpikir jernih, sampai akhirnya kita bisa memaklumi. Setelah tahap ini, akan muncul toleransi dan berikutnya pintu maaf pun terbuka," urai Yoyok.

Ketika kita sudah bisa memaafkan suatu hal yang berat, proses memaafkan berikutnya akan semakin mudah dan ringan. Idul Fitri menjadi momen yang pas untuk menjadi lebih sabar, lebih memahami, dengan hati yang lebih longgar. (Myr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com