Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2015, 19:33 WIB
Lily Turangan,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Penelitian selama dua tahun di Inggris yang membandingkan hasil terapi MBCT dengan obat-obatan, menemukan bahwa MBCT dapat mencegah kekambuhan depresi sebanyak 47 persen, sedangkan obat-obatan sebanyak 44 persen.

 

2. Konsumsi herbal tanaman roseroot

Penelitian yang dilakukan University of Pennsylvania’s Perelman School of Medicine memberi hasil yang menggembirakan, bagi penderita depresi yang intoleran terhadap bahan kimia. Selama  12 minggu, para peneliti mengevaluasi hasil dari pemakaian herbal  Rhodiola rosea, placebo dan obat sertraline.

Mereka menemukan pasien yang memakai roseroot mengalami perbaikan sebesar 1,4 kali, sedangkan yang memakai sertraline sebanyak 1,9 kali.

Namun, 63 persen pengguna sertraline mengalami efek samping mual dan gangguan seksual. Sementara yang menggunakan roseroot, hanya 30 persen yang mengalami efek samping serupa.

 

3. Olahraga teratur

Ada banyak penelitian yang mengaminkan manfaat positif olahraga untuk mengatasi depresi. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh University of Toronto selama 26 tahun terhadap 6.363 pasien depresi. 

Mereka menemukan, 20-30 menit berjalan dan berkebun yang dilakukan setiap hari, terbukti secara signifikan mencegah depresi kambuh kembali.

 

4. Terapi Pijat

Tidak semua terapi depresi menuntut kerja keras. Sebuah penelitian yang dilakukan Dr. W.H. Hou dan dipublikasikan oleh Journal of Clinical Psychiatry  2010, menemukan bahwa terapi pijat secara signifikan dapat mengurangi gejala depresi.

Menurut Dr. W.H. Hou, salah satu efek samping depresi adalah timbulnya rasa nyeri. Dengan pijat dan akupunktur, rasa nyeri itu bisa diatasi.

 

5. Mandi matahari

Sinar matahari yang lama telah terbukti untuk meringankan depresi dan melindungi fungsi otak Anda.

Sebuah studi tahun 2009 terhadap 16.800 penderita depresi, yang diterbitkan oleh jurnal Environmental Health membuktikan, bahwa paparan sinar matahari mampu membuat hormon  serotonin dan melatonin bekerja dengan optimal. Hasilnya, fungsi kognitif membaik.

Sebuah studi pada tahun 2011 terhadap lebih dari 80.000 wanita pasca-menopause menemukan, bahwa peserta yang mengonsumsi lebih banyak vitamin D memiliki risiko 20 persen lebih rendah mendapat depresi.

Vitamin D adalah vitamin yang secara alamiah diproduksi oleh tubuh saat kita terpapar sinar matahari pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com