Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2016, 07:15 WIB
Lily Turangan

Penulis

Pernah bertanya-tanya mengapa Anda tidak pernah terbangun karena bersin? Jawabannya membingungkan para ilmuwan juga.

Ketika Anda tidur, selaput lendir di hidung Anda b membengkak, yang seharusnya membuat Anda lebih sensitif terhadap partikel debu. Tapi ternyata, bahwa selama fase tidur atau REM, otot mata dan hidung Anda, lumpuh untuk sementara waktu.

Bahkan, ketika Anda tidur tidak dalam fase REM, neuron yang bertanggung jawab untuk menyebabkan bersin, tetap dalam kondisi tidak aktif. Jadi, itulah sebabnya ketika tidur, Anda tidak akan bersin.

 

5. Anda secara otomatis menutup mata saat bersin

Mengapa kita menutup mata ketika kita bersin? Itu hanya refleks. Saraf-saraf di hidung Anda benar-benar terhubung ke saraf di mata. Jadi,ketika ada rangsangan yang menyebabkan bersin, mata Anda otomatis berkedip dan menutup.

 

6. Bersin memperlambat detak jantung Anda

Ketika ada yang terasa menggelitik di hidung, Anda mengambil napas dalam-dalam dan menahannya. Napas dalam-dalam itu akan mengencangkan otot-otot di dada dan meningkatkan tekanan di dalam paru-paru. Akibatnya, selama sesaat, tekanan darah akan turun dan dan detak jantung meningkat.

Ketika Anda membiarkan semua udara keluar saat bersin, tekanan darah Anda dengan cepat akan kembali normal dan detak jantung Anda melambat.

Penurunan tiba-tiba ini dapat membuat jantung seperti berhenti, demikian menurut para peneliti di Library of Congress.

 

7. Anda harus menutup mulut ketika bersin

Para peneliti di MIT mengklasifikasikan bersin sebagai "multiphase turbulent buoyant bubbles" yang berarti bahwa partikel kecil dari bersin, termasuk bakteri, akan tetap di udara lebih lama dari yang banyak orang perkirakan sebelumnya.

Tetesan kecil ludah melayang seperti bulu ditiup angin, sampai akhirnya jatuh pada beberapa tempat atau beberapa orang, beberapa saat kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com