Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Langkah Atasi Stres jika Kandidat Presiden Pilihan Anda Kalah

Kompas.com - 10/11/2016, 07:35 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Pemilihan umum Amerika Serikat telah menyatakan Donald Trump sebagai pemenang. Beberapa media di luar negeri mengatakan bahwa pemilu AS kali ini adalah pemilu yang paling membuat bangsa itu terpecah belah.

Asosiasi Psikolog Amerika Serikat bahkan menyebutkan bahwa 52 persen orang dewasa AS mengalami gejala stres akibat masa-masa kampanye yang sengit.

Apa yang terjadi di AS bisa terjadi di mana saja, termasuk di Indonesia. Pemilihan presiden dan kepala daerah sangat berpotensi membuat orang saling berdebat keras dan tertekan secara mental. Jika pada akhirnya kandidat yang kita pilih berhasil menang, rasanya semua stres akan sirna berganti kegembiraan.

Tapi, bagaimana jika kandidat favorit kita kalah? Inilah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga agar pikiran dan mental tetap sehat jika calon pilihan Anda tidak berhasil memenangkan suara terbanyak.


Bersatu untuk positif

Sementara beberapa orang di pihak pemenang akan gembira merayakan kemenangan mereka, pemilih di pihak yang kalah juga bisa mengadakan suatu kegiatan yang positif dan membangun kata Nadine Kaslow, seorang profesor di departemen psikiatri dan ilmu perilaku di Emory university School of Medicine di Atlanta.

Kekalahan memberikan kesempatan untuk saling simpati dan menghibur, serta menumbuhkan rasa persahabatan di antara orang-orang yang memiliki pandangan dan nilai-nilai yang sama. Kita tidak seharusnya tenggelam dalam perasaan kalah terlalu lama.

"Tentunya Anda tidak ingin mengundang rasa kasihan untuk lima tahun ke depan," kata Kaslow.


Mempertahankan rutinitas normal dan terlibat dalam kegiatan yang sehat

Di saat kecewa, penting untuk menjaga rutinitas Anda dan carilah cara untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang memberikan keseimbangan dalam hidup Anda, kata psikolog Dana Lipsky, di Columbia.

"Ketika kita merasa sedih dan tertekan, kita cenderung menarik diri dan berhenti berpartisipasi dalam hal-hal yang dapat membantu mengangkat semangat," kata Lipsky.

"Ini bisa menjadi lingkaran setan dan membuat kita merasa lebih buruk." Berolahraga adalah cara yang baik untuk meningkatkan mood Anda, karena olahraga mendorong pelepasan endorfin yang membantu meningkatkan perasaan senang.


Bicaralah hati-hati mengenai pemilihan yang baru saja berlangsung

Jika Anda memiliki kerabat atau rekan yang memiliki pandangan politik yang berlawanan, dan Anda tidak mau terlibat dalam diskusi politik dengan mereka, itu tidak apa-apa.

"Anda boleh menolaknya dengan hormat dan jika terpaksa harus sedikit berdialog, lakukan dengan hati-hati," kata Bart Rossi, psikolog di Naples, Florida.

"Terlalu banyak bicara politik dalam kondisi ada yang merasa menang dan kalah, akan menjadi percakapan beracun yang tidak akan membawa hasil apa-apa," kata Rossi.


Jaga perspektif Anda

Rata-rata negara demokrasi tidak meletakkan kekuasaan pada satu orang atau satu badan saja. Ada badan-badan dan pejabat lain, termasuk dari partai oposisi, ikut berkuasa dan saling menyeimbangkan.

Dengan kata lain, suara Anda masih terwakilkan oleh mereka sekalipun calon jagoan Anda kalah dalam pemilu nasional atau pilkada.

Kita cenderung membayangkan dan percaya pada hal-hal yang buruk mengenai kandidat yang bukan pilihan kita. Dan beranggapan bahwa negara dan hidup Anda akan runyam, karena calon Anda tidak mendapat suara mayoritas.

Lihatlah dengan jernih bahwa sebenarnya sebagian besar pemikiran histeris itu tidak terjadi karena ada fungsi penyeimbang dalam satu negara. Untuk melihat dengan jernih, kita perlu mengurangi rasa benci atau senang yang berlebihan.


Jaga emosi tetap terkendali

Jangan biarkan perasaan Anda mengambil kualitas terbaik dari diri Anda, kata Jan Bruce, CEO meQuillibrium.com, sebuah perusahaan yang berbasis di Boston yang menyediakan pembinaan digital untuk membantu orang menjadi lebih tangguh.

"Jangan biarkan emosi menguasai hidup Anda," kata Bruce. "Anda mungkin merasa kecewa atau marah. Lebih sehat jika Anda mengakui itu kemudian menyisihkannya supaya tidak memengaruhi sisa hari dan hidup Anda."

Cobalah untuk mengingat bahwa mungkin minggu depan, akan ada banyak hal yang terasa berbeda dari apa yang Anda rasakan sekarang.


Ambil tindakan

Mulailah bekerja atas nama kandidat politik atau isu yang Anda percaya sekalipun calon Anda kalah. Dengan demikian, berarti Anda telah membela nama kandidat Anda dengan cara yang positif. Atau, jadilah relawan di dapur umum atau penampungan hewan.

Menjadi produktif atas nama sesuatu atau seseorang yang Anda percaya, akan membantu Anda tetap pada jalur yang positif.


Batasi asupan berita dan media sosial

Jika Anda merasa tertekan oleh hasil pemilu, batasi konsumsi berita kampanye, saran Lipsky.

Pembatasan ini memungkinkan Anda untuk menciptakan ruang emosional dan fisik untuk fokus pada hal-hal lain, yang akan membantu Anda mencapai keadaan hati dan pikiran yang lebih seimbang dari pikiran.


Tulis daftar syukur

Tulis 10 sampai 15 hal yang Anda syukuri - seperti kesehatan atau keluarga Anda. Hal ini dapat membantu Anda mempertahankan perspektif yang sehat, kata Turner.

Daftar ini akan mengingatkan Anda tentang orang-orang dan hal-hal yang memberikan kekuatan dan dukungan di saat-saat sulit. "Trik ini berguna setiap kali Anda merasa stres akan sesuatu."

Beberapa ahli juga memiliki nasihat untuk orang-orang yang berada di pihak yang menang: Jangan menertawakan pihak yang kalah.

"Saya pikir pihak yang menang perlu mengerti, bahwa ini akan menjadi topik sensitif bagi orang lain," kata Kaslow. "Kesombongan dapat merusak hubungan dan kredibilitas Anda dan itu sangat tidak baik."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com