Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2016, 14:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

Jamal mengungkapkan, penyakit kanker paru awalnya sering kali dikira infeksi kuman tuberkulosis (TB). Sebab, gejala kanker paru dan tuberkulosis sangat mirip, yaitu batuk-batuk, sesak, cepat lelah, dan penurunan berat badan.

Gejala tersebut pun sering kali diabaikan sehingga baru diketahui saat sudah stadium lanjut. Jangan anggap sepele gejala yang mucul, apalagi jika memiliki faktor risiko.

5. Kasus kanker paru di Indonesia terus meningkat

Jumlah pasien kanker paru di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Jamal mengungkapkan, tahun 2000 ditemukan 273 kasus per tahun. Kemudian tahun 2009 menjadi 938 kasus. Saat ini terdapat sekitar 1000 kasus baru kanker paru per tahun.

"Kebanyakan pasiennya laki-laki perokok. Sebanyak 25 persen bukan perokok," kata Jamal.

Peningkatan itu juga diduga karena tingginya konsumsi rokok di Indonesia dan gaya hidup yamg semakin tidak sehat.

Jamal mengungkapkan, dalam penelitian di Amerika Serikat, peningkatan kasus kanker paru selalu diikuti dengan peningkatan angka perokok.

"Konsumsi rokok tinggi, lihat 20 sampai 30 tahun lagi kasus kanker parunya juga banyak," ungkap Jamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com