Radang usus buntu, terutama saat usus buntu pecah dan mengakibatkan komplikasi sampai infeksi serius butuh segera dioperasi.
Di beberapa kondisi setelah melihat rekomendasi dokter, bisa juga pasien radang usus buntu diberi tindakan bedah tidak invasif atau laparoskopi.
Sedangkan jurnal JAMA, mempublikasikan riset pengidap apendisitis yang usus buntunya belum pecah tidak perlu dioperasi.
Simpulan dibuat setelah peneliti selama lima tahun mempelajari 250 pasien radang usus buntu yang diberi terapi antibiotik, dan 270 pasien radang usus buntu yang dioperasi.
Hasilnya, 64 persen pasien yang diobati antibiotik tidak mengalami radang usus buntu kembali. Mereka juga tidak mengalami komplikasi.
Sedangkan 36 persen sisanya, akhirnya menjalani operasi namun tidak mengalami kondisi gawat darurat.
Wakil direktur JAMA, Dr Edward Livingston, dalam pendamping jurnal menulis pasien boleh meminta langsung dioperasi jika khawatir radang usus buntunya berulang.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chadrawinata, SpGK, mengatakan, biji jambu batu atau biji cabai membuat radang usus buntu adalah mitos.
Hal itu diperkuat riset dari Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. Potensi biji jambu, biji cabai, dan biji-bijian lain sebagai penyebab gangguan usus buntu sangat kecil.
Dari 2.000 kasus yang diteliti dari riset tersebut, hanya satu
radang usus buntu yang disebabkan oleh biji buah. Persentasenya hanya 0,05%.
Baca juga: Benarkah Makanan Bisa Memicu Usus Buntu?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.