Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2020, 13:33 WIB

KOMPAS.com - Bagi sebagian besar wanita, kehamilan adalah anugerah luar biasa. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang membuat kehamilan justru membahayakan nyawa, salah satunya adalah kehamilan ektopik.

Proses kehamilan dimulai dari pembuahan sel telur oleh sperma. Pada kehamilan normal, sel telur yang dibuahi menempel pada lapisan rahim.

Namun, kehamilan ektopik terjadi ketika telur yang dibuahi ditanamkan dan tumbuh di luar rongga uterus atau rahim.

Baca juga: Benarkah Adopsi Anak Bisa Memancing Kehamilan?

Kehamilan ektopik tidak dapat berjalan secara normal. Telur yang dibuahi tidak dapat bertahan hidup, dan jaringan yang tumbuh dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Lalu, apa penyebab kehamilan ektopik?

Melansir Healthline, ada berbagai faktor yang menyebabkan kehamilan ektopik. Dalam beberapa kasus, kondisi berikut ini juga bisa menjadi penyebab kehamilan ektopik:

  • peradangan dan jaringan parut tuba falopi dari kondisi medis sebelumnya, infeksi, atau operasi
  • faktor hormonal
  • kelainan genetik
  • cacat lahir
  • kondisi medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi tuba falopii serta organ reproduksi.

Gejala

Dirangkum dari Mayo Clinic, beberapa wanita mungkin tidak merasakan gejalanya.

Namun, tanda-tanda awal kehamilan ektopik bisa berupa tanda-tanda kehamilan biasanya, seperti siklus datang bulan yang terlambat, munculnya rasa nyeri payudara dan mual.

Jika Anda mengikuti tes kehamilan, hasilnya akan positif. Meski demikian, kehamilan ektopik tidak dapat berkembang seperti biasa.

Baca juga: Sedang Program Kehamilan? Cek Masa Subur setelah Haid

Selain itu, wanita yang mengalami kehamilan ektopik biasanya merasakan hal-hal berikut:

  • rasa sakit yang tajam di perut, panggul, bahu, atau leher
  • sakit parah yang terjadi di satu sisi perut
  • bercak atau pendarahan vagina
  • pusing atau pingsan
  • tekanan di dubur

Pengobatan

Merangkum dari SehatQ, janin pada kehamilan ektopik tidak dapat diselamatkan karena telur yang telah dibuahi tidak dapat berkembang dengan normal di luar rahim.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+