Jika orang mengalami konstipasi, limbah tersebut bertahan lebih lama dari biasanya. Akibatnya, gas juga menumpuk lebih banyak di perut.
Seseorang yang mengalami intoleransi laktosa dapat kentut terus-menerus dengan aroma tidak sedap.
Saat seseorang yang alergi laktosa makan atau minum produk susu seperti susu, keju, mentega, atau yoghurt, produksi gas di perutnya akan meningkat.
Ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memecah laktosa, protein yang ditemukan dalam susu.
Selain kentut dengan aroma tak sedap, orang yang punya intoleransi laktosa saat mengonsumsi produk susu dapat mengalami sakit perut dan gangguan pencernaan.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Beberapa kondisi kesehatan dapat memicu gangguan pencernaan.
Gangguan pencernaan ini dapat memicu penderitanya sering berkentut. Antara lain:
Beberapa orang mengalami gangguan usus besar saat dilanda stres.
Gangguan usus besar tersebut dapat membuat orang bersendawa dan berkentut berlebihan.
Pasalnya, saat stres orang cenderung merokok, mengunyah permen karet, makan makanan manis, atau minum alkohol.
Beberapa asupan tersebut dapat memicu produksi gas berlebihan di perut.
Baca juga: Waspada, Suka Makan Es Batu Berisiko Rusak Gigi dan Tanda Anemia
Beberapa jenis antibiotik dapat membuat bakteri tumbuh lebih banyak di usus.
Bakteri tersebut dapat merangsang produksi gas berlebihan di perut.
Dampaknya, Anda jadi lebih sering bersendawa atau berkentut.
Kebanyakan kasus kentut terus-menerus mudah dikendalikan dengan perubahan gaya hidup dan pola makan.
Namun, saat berkentut terus-menerus mulai terasa mengganggu dan disertai gejala infeksi serius, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.