KOMPAS.com - Ayah dan ibu seringkali lupa bahwa perselisihan yang terjadi di antara mereka dapat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil.
Mulai dari keberhasilan akademik hingga kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain, keharmonisan orangtua juga turut memegang peranan penting.
Bahkan, perkembangan mental sang anak juga turut ditentukan oleh faktor tersebut.
Baca juga: 5 Bahaya Toxic Parents bagi Kesehatan Anak
Pertengkaran adalah "bumbu" dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Namun, pertengkaran yang terjadi terus menerus akan berefek buruk pada tumbuh kembang si kecil.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh riset yang dilakukan di Inggris. Riset dilakukan selama beberapa dekade ini dilakukan dengan mengamati kondisi rumah tanggan pasangan yang telah memiliki anak.
Dalam riset tersebut, terungkap bahwa anak-anak yang hidup bersama orangtua yang selalu bertengkar mengalami peningkatkan detak jantung dan respons homon stres.
Bahkan, efek tersebut terlihat sejak sang anak berusia enam bulan.
Para peneiti meyimpulkan bahwa pernikahan penuh konflik akan berdampak pada anak-anak di segala usia, baik mulai dari usia balita hingga dewasa.
Peneliti juga menemukan adanya tanda-tanda gangguan perkembangan otak, gangguan tidur, kecemasan, depresi dan gangguan perilaku pada anak hidup bersama orangtua yang tidak harmonis.
Lantas, mengapa kondisi pertengkaran dalam pernikahan memberi dampak serius pada tumbuh kembang anak?
Melansir laman Very Well Family, peneliti telah menemukan beberapa penyebab pertengkaran orangtua memberi dampak besar pada kehidupan anak. Berikut penyebab tersebut:
Pertengkaran orangtua akan membuat anak hidup dengan rasa khawatitr. Hal ini akan membuat mereka merasa tidak aman berada bersama keluarga.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua saat Anak Mengalami Bullying
Situasi konflik tinggi juga membuat orangtua stres. Padahal, orangtua yang stres biasanya tidak dapat menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya.
Selain itu, kualitas hubungan antara orangtua dan anak juga terpengaruh karena rasa marah dan kesal dengan pasangan membuat mereka sulit menunjukkan kehangatan dan kasih sayang kepada sang anak.
Melihat pertengkaran yang terus menerus akan membuat anak-anak mudah stres. Padahal, stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis sang anak.