Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nafsu Makan Hilang: Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 27/02/2020, 10:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Nafsu makan seseorang cenderung akan berkurang ketika merasa sedih, depresi, berduka, atau cemas.

Baca juga: Benarkah Rasa Lapar Timbul Karena Perut Kosong?

 

Kebosanan dan stres juga dikaitkan erat dengan penyebab penurunan nafsu makan ini.

Tak hanya itu, masalah mental seperti anoreksia nervosa, juga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan secara keseluruhan.

Orang dengan kondisi tersebut biasanya ditemukan dalam kondisi kurus dan memiliki rasa takut berat badan naik.

Anorexia nervosa juga dapat menyebabkan kekurangan gizi.

3. Kondisi medis

Kondisi medis berikut ini dapat menyebabkan selera makan sesorang berkurang:

  • Penyakit hati kronis
  • Gagal ginjal
  • Gagal jantung
  • Hepatitis
  • HIV
  • Demensia
  • Hipotiroidisme
  • Kanker usus besar
  • Kanker perut
  • Kanker ovarium
  • Kanker pankreas
  • Kehamilan juga bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan selama trimester pertama

4. Obat-obatan

Konsumsi obat-obatan tertentu diketahui dapat juga mengurangi nafsu makan seseorang.

Beberapa obat resep yang mengurangi nafsu maka, di antaranya:

  • Antibiotik tertentu
  • Kodein
  • Morfin
  • Obat kemoterapi

Obat-obatan terlarang, seperti kokain, heroin, dan amfetamin juga memiliki efek samping dapat menghilangkan nafsu makan. 

Baca juga: Sudah Makan tapi Kok Masih Suka Lapar?

Nafsu makan hilang dan penyakit serius

Melansir Medical News Today, seseorang harus mengunjungi dokter jika benar-benar kehilangan nafsu makan lebih dari sehari.

Mereka juga patus waspada jika gejala nafsu makan yang berkurang disertai dengan kondisi, sebagai berikut:

  • Muntah selama sehari atau lebih lama
  • Dehidrasi
  • Rasa sakit ketika mencoba makan
  • Buang air kecil yang tidak teratur

Berbagai kondisi itu diketahui bisa menjadi tanda seseorang mengalami kondisi medis yang serius.

Kehilangan nafsu makan yang terjadi dapat disebabkan oleh penyakit tersebut atau sebagai efek samping dari perawatan, seperti kemoterapi untuk kanker.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau