Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Vaksin Corona, Traveling ke Luar Negeri Bagaimana Baiknya?

Kompas.com - 28/02/2020, 13:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Sejak muncul di China pada akhir Desember 2019, penyebaran virus corona Wuhan (SARS-CoV-2) telah meluas ke berbagai negara.

Hingga Kamis (27/2/2020), infeksi virus biang penyakit Covid-19 ini telah terdeteksi setidaknya di 44 negara.

Di tengah upaya banyak pihak mengembangkan vaksin virus SARS-CoV-2, sejumlah orang menimbang risiko kesehatan saat mengunjungi sejumlah negara yang warganya terjangkit Covid-19.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Tak Bisa Hidup di Atas Suhu 23 derajat Celsius?

Lantas, bagaimana cara mempersiapkan kesehatan agar tidak tertular Covid-19?

Dr. Makiyatul Munawwaroh, Sp.PD. dari Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta (BBKPMS) menyampaikan, orang yang akan melakukan perjalanan ke tempat yang terjangkit virus corona perlu menyiapkan diri.

"Vaksin untuk corona belum didistribusikan. Jadi kalau memang ada keperluan sangat mendesak ke negara endemik dan negaranya belum di-lockdown, sebaiknya bekali diri," jelas Maki lewat seminar daring Vaksinasi pada Traveler dan Lansia yang diselenggarakan BBKPMS, Kamis (27/2/2020).

Maki menjelaskan, vaksinasi merupakan salah satu alat perlindungan diri bagi traveler yang akan berpergian ke daerah dengan riwayat endemik suatu penyakit.

Tak hanya infeksi akibat corona, beberapa negara memiliki riwayat endemik suatu penyakit, di antaranya influenza, hepatitis A, rabies, demam tifoid, tuberkulosis, japanese encephalitis, kolera, meningitis, sampai demam kuning.

Selain corona, beberapa penyakit di atas sudah ditemukan vaksinnya.

Baca juga: Hoaks Bawang Putih Lawan Virus Corona, Ahli: Rilis Obat Butuh 4 Tahap

"Sejumlah negara biasanya mensyaratkan vaksin tertentu. Misalkan meningitis dan influenza untuk orang yang umroh atau haji ke Arab Saudi. Influenza untuk ke AS. Karena flu di sana bisa menyebabkan kematian, tidak cuma pilek," jelasnya.

Untuk memilih vaksin yang tepat sebelum berpergian ke luar negeri atau suatu wilayah, Maki mengatakan baiknya traveler berkonsultasi kepada dokter.

Selain aturan wajib vaksin tertentu di sejumlah negara, dokter akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum menentukan vaksin yang tepat. Antara lain:

  • Rencana berpergian: waktu keberangkatan
  • Riwayat kesehatan: terutama bagi orang dengan alergi, mengonsumsi obat tertentu, HIV positif, pengidap penyakit kronis, dan ibu hamil
  • Riwayat alergi: orang yang alergi telur (sejumlah vaksin dibuat dengan embrio ayam)
  • Tujuan perjalanan: bisnis, backpacker, pekerja kemanusiaan, awak kabin pesawat atau kapal, tentara, dll.

"Dengan mengetahui berbagai faktor tersebut, dokter bisa menentukan vaksin yang sesuai bagi traveler, agar risiko terjangkit penyakit bisa diminimalkan" jelas Maki.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Kapan Anda Perlu Periksa?

Menurut Maki, pemberian vaksinasi kepada orang yang akan berpergian ke sejumlah daerah endemik suatu penyakit, sebaiknya dilakukan empat sampai enam minggu jelang keberangkatan.

"Rentang waktu 4-6 minggu sebelum traveling itu paling ideal. Karena, beberapa vaksin perlu diberikan tidak hanya sekali dan tiap pemberian butuh jeda dengan jadwal vaksin selanjutnya," kata dia.

Lantaran belum ada vaksin khusus corona jenis baru, Maki menyarankan agar traveler yang akan pelesiran ke sejumlah negara endemik Covid-19 untuk memaksimalkan upaya pencegahan, di samping vaksin wajib .

Baca juga: Cara Pakai Hand Sanitizer untuk Cegah Penularan Infeksi Virus Corona

Di antaranya menjaga daya tahan tubuh, menggunakan masker bedah (surgical mask) atau masker N95 yang memiliki filter, dan rajin membersihkan tangan dengan benar.

"Prinsip penularan penyakit itu sebenarnya ada tiga. Virulensi (tingkat keganasan mikroorganisme menyebabkan penyakit), daya tahan tubuh, dan lingkungan sekitar," katanya.

Dengan pertimbangan tersebut, traveler diharapkan bisa lebih bijak untuk tetap waspada namun tidak khawatir berlebihan dalam menyikapi suatu penyakit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau