Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?

Kompas.com - 28/02/2020, 14:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang beranggapan telapak tangan sering berkeringat adalah gejala penyakit paru-paru basah.

Pandangan itu memang bisa jadi benar mengingat salah satu gejala yang dapat timbul pada paru-paru basah adalah sering berkeringat di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan.

Tap, penyakit paru-paru basah atau dalam istilah medis disebut efusi pleura pada umumnya akan disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Nyeri dada saat menarik dan membuang napas
  • Batuk
  • Demam
  • Sesak napas

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur di Lantai Sebabkan Paru-paru Basah?

Jadi bisa dikata, apabila keluhan telapak tangan yang sering berkeringat tidak disertai dengan gejala lain tersebut, kondisi itu kemungkinan bukan tanda penyakit paru-paru basah.

Jadi gejala penyakit lain

Melansir buku Health is Easy (2014) karya dr. Dhiana Ayudhitya dan dr. Inggriani Tjuatja, telapak tangan yang bekeringat bisa menandai adanya pembesaran kelenjar gondok.

Bukan hanya itu, kondisi itu bahkan diterangkan bisa menjadi tanda adanya sejumlah masalah kesehatan lain yang patut diwaspadai, seperti:

  1. Gangguan pada jantung
  2. Gangguan pada lambung
  3. Gangguan pada ginjal
  4. Stres
  5. Emosi tidak stabil
  6. Tuberkulosis (TB)
  7. Gangguan dalam sistem metabolisme
  8. Tumpukan lemak di jantung
  9. Sedang demam

Jika suhu tubuh mencapai 38 derajat celsius atau lebih, kemunculan keringat pada seseorang memang tergolong normal.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Hal itu dikarenakan keringat adalah respons tubuh saat demam dan merupakan bagian dalam mekanisme kontrol suhu tubuh normal.

Selain karena demam, keluarnya keringan berlebih juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan aspirin.

Pada beberapa kasus, keringan berlebih pada tangan bahkan bisa menunjukkan adanya kerusakan pada sistem saraf yang mengontrol keringan di telapak tangan.

Sementara bagi para remaja, temuan keringat berlebih bisa jadi adalah sesuatu yang normal.

Pada masa remaja, kelenjar apokrin atau kelenjar keringat akan menjadi aktif sehingga memicu munculnya keringat berlebih di bagian bawah tangan.

Namun, jika kelebihan keringat ini membuat Anda ketakutan, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: 3 Penyakit Ini Mengintai Jika Anda Tidak Pakai Jaket Saat Berkendara

Cara mengobati keringat berlebih

Dokter mulanya mungkin akan menganjurkan Anda untuk mengenakan baju yang longgar, nyaman, dan terbuat dari serat alami agar dapat menyerap keringat dengan mudah.

Setelah itu, dokter bisa jadi juga akan menyarankan penggunaan derodoran untuk mengurangi sedikit keringat, khususnya di ketiak.

Pada perawatan yang lebih lanjut, Anda mungkin akan dianjurkan untuk menggunakan aluminium klorida yang dijual bebas.

Namun, jika penggunaan aluminium klorida ini masih tak bekerja dengan baik, dokter mungkin akan menginjeksikan toksin botulinum untuk melumpuhkan saraf kelenjar keringat yang ada di ketiak.

Baca juga: Stroke pada Anak: Gejala, Penyebab, Efek, hingga Cara Mengobati

Jika keringat berlebih ini masih saja dialami padahal sudah melakukan sejumlah upaya tersebut, dokter bukan tidak mungkin pada akhirnya akan menganjurkan untuk melakukan operasi perbaikan saraf.

Lokasi operasi tepatnya, yakni di dekat leher belakang yang menyuplai kelenjar keringan di bawah tangan dan telapak tangan.

Operasi dimaksudkan untuk mengurangi produksi keringat secara drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau