KOMPAS.com - Alkohol seringkali dijadikan pelampiasan untuk mengusir stres dan kejenuhan, terutama saat berada dalam kondisi yang membuat kita harus berada di rumah sepanjang hari.
Padahal, alkohol dapat meningkatkan risiko infeksi virus corona yang sedang menjadi pandemi saat ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan agar kita mulai mengurangi kebiasaan mengonsumsi alkohol karena dapat meningkatkan risiko komplikasi dari Covid-19.
Bahkan, orang-orang yang masuk dalam kategori rentan terinfeksi pun disarankan untuk menghindari konsumsi alkohol.
Berdasarkan data WHO, konsumsi alkohol dapat meningkatkan gangguan kesehatan mental dan membuat kita rentan mengalami penyakit menular, termasuk Covid-19.
Hal ini terjadi karena alkohol dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan berbagai masalah kesehatan.
Baca juga: Mengenal Herd Immunity yang Digadang-gadang Dapat Hentikan Covid-19
Melansir laman Heathline, konsumsi alkohol dapat merusak paru-paru dan saluran pencernaan, bahkan merusak sel-sel kekebalan tubuh.
Itu sebabnya, mengonsumsi alkohol dapat memperburuk kondisi orang yang mengalami penyakit pernapasan.
Ketika seseorang terpapar virus, tubuh memasang respon imun untuk menyerang dan membunuh patogen asing.
Secara umum, sistem kekebalan tubuh orang yang sehat dapat membersihkan virus dengan cepat. Jadi, mereka bisa pulih dengan cepat saat terinfeksi.
Namun, mengonsumsi alkohol dapat mempersulit kinerja sisitem kekebalan tubuh untuk membasmi patogen penyebab penyakit.
Pakar adiksi Jennifer Edelman mengatakan, alkohol memiliki beragam efek buruk bagi tubuh, termasuk pada seluruh sistem kekebalan tubuh yang dapat meningkatkan risiko infeksi serius.
Di paru-paru, misalnya, alkohol dapat merusak sel-sel kekebalan dan rambut halus pada pelapis paru-paru yang memiliki tugas penting untuk membersihkan patogen dari jalan napas kita.
“Jika sel-sel yang melapisi jalan napas seseorang rusak akibat alkohol, maka partikel virus, seperti COVID-19 mudah menginfeksi dan membuat sel-sel kekebalan tubuh tidak dapat berfungsi optimal," Alex Mroszczyk-McDonald, pakar pengobtan keluarga dari California.
Hal tersebut tentu membuat kita rentan mengalami infeksi dan komplikasi yang lebih parah.