Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2020, 15:00 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Awam banyak mengira serangan jantung dan henti jantung adalah kondisi yang serupa.

Kendati sama-sama membahayakan jantung, serangan jantung dan henti jantung adalah dua hal yang berlainan.

Gejala, penyebab, hingga faktor risiko serangan jantung dan henti jantung berbeda. Berikut penjelasannya.

Baca juga: Henti Jantung Bisa Lebih Berbahaya dari Serangan Jantung

Apa itu serangan jantung dan henti jantung?

Melansir American Heart Association, serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa aliran darah kaya oksigen ke jantung tersumbat.

Akibatnya, bagian jantung yang biasa dipasok darah oleh arteri tersebut bisa rusak.

Semakin lama penderita serangan jantung dirawat, semakin besar dampak kerusakannya.

Sebelum terjadi serangan jantung yang intens, gejala penyakit biasanya muncul perlahan-lahan dalam hitungan jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu.

Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Lain halnya dengan henti jantung. Henti jantung bisa terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.

Henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti mendadak karena gangguan kelistrikan pada jantung.

Karena proses pemompaan darah ke seluruh tubuh terganggu, organ vital seperti otak, paru-paru, dll. tidak bisa mendapat pasokan darah kaya oksigen.

Akibatnya, seseorang yang mengalami henti jantung bisa kehilangan kesadaran dan denyut jantung dalam hitungan detik.

Penderita bisa meninggal dunia apabila tidak mendapatkan pertolongan medis dalam hitungan menit.

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

Gejala serangan jantung dan henti jantung

Melansir News Medical, mekanisme fisiologis yang berbeda membuat gejala serangan jantung dan gejala henti jantung berbeda.

Gejala serangan jantung meliputi:

  • Nyeri dada berupa perasaan sesak di dada yang berlangsung selama beberapa menit dan tidak berkurang saat istirahat
  • Nyeri bisa merambat dari dada ke lengan, rahang, leher, punggung, dan perut
  • Sesak napas
  • Batuk
  • Tidak enak badan
  • Gelisah
  • Sakit kepala atau pusing
  • Berkeringat
  • Lemah
  • Jantung berdebar-debar

Baca juga: Diawali Nyeri Dada, Ini Beda Gejala pada GERD dan Serangan Jantung

Sedangkan gejala henti jantung di antaranya:

  • Tidak sadarkan diri tiba-tiba
  • Tidak bernapas
  • Denyut nadi tidak terdeteksi

Sebelum terjadi henti jantung mendadak, biasanya penderita mengalami:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Lemah
  • Pusing
  • Jantung berdebar-debar
  • Mual

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Detak Jantung Cepat

Penyebab serangan jantung dan henti jantung

Tak hanya gejala, penyebab serangan jantung dan henti jantung juga berbeda.

Penyebab henti jantung bisa dipicu:

  • Gangguan irama jantung (aritmia)
  • Takikardia ventrikel
  • Penyakit jantung koroner
  • Kegagalan alat pacu jantung
  • Henti pernapasan
  • Tersedak
  • Tenggelam
  • Tersengat listrik
  • Hipotermia
  • Penurunan tekanan darah secara drastis
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Penyebab lain

Baca juga: 7 Beda Penyakit Jantung pada Wanita dan Pria

Sementara itu, penyebab serangan jantung kebanyakan dipicu penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung koroner adalah kondisi saat lemak menumpuk di pembuluh darah arteri koroner. Pembuluh darah ini menyediakan darah beroksigen ke jantung.

Kendati berbeda penyebab, namun serangan jantung dan henti jantung kerap berkaitan.

Melansir Harvard Health Publishing, serangan jantung adalah penyebab utama henti jantung mendadak.

Faktor risiko penyakit jantung koroner di antaranya:

  • Kebiasan merokok
  • Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Jarang berolahraga
  • Orang tua, khususnya laki-laki
  • Punya riwayat keturunan menderita penyakit jantung
  • Sering terpapar polusi lalu lintas

Penderita penyakit jantung koroner bisa mengalami serangan jantung apabila plak (sumbatan) di arteri jantung terbelah dan menyebabkan penggumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah arteri koroner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com