Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Dampak Buruk Emotional Eating dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - Diperbarui 16/03/2023, 17:02 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Emotional eating adalah kebiasaan makan yang dipicu oleh emosi negatif, seperti stres, marah, sedih, cemas, atau kesepian. 

Wajar jika Anda sesekali jadi ingin makan saat sedang merasakan emosi negatif ini. Sayangnya, emotional eating yang terus-menerus bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. 

Tapi, Anda jangan khawatir berlebihan. Ada beberapa cara yang bisa dijajal untuk mengatasi emotional eating. Simak penjelasan berikut.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Emotional Eating, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apa saja dampak emotional eating?

Melansir laman LiveWell Dorset, ahli diet Anna Kippen menyebutkan, emosi negatif bisa memicu kebiasaan makan yang buruk. Ia menyebutkan, ada beberapa dampak emotional eating untuk kesehatan, seperti:

  • Merasa bersalah

Setelah menyalurkan emosi dengan makan, biasanya seseorang merasa bersalah atau memiliki penyesalan. Rasa bersalah ini terkadang berpotensi menyebabkan keinginan makan yang lebih banyak atau membuat harga diri terasa lebih rendah.

  • Mual dan sakit perut

Rasa kenyang yang didapatkan ketika melakukan emotional eating adalah cara seseorang untuk menutupi gejolak emosi dalam dirinya. Hal ini sering mengakibatkan makan berlebih, sakit perut, serta mual.

  • Meningkatkan risiko penyakit kronis

Sering melakukan emotional eating bisa membuat berat badan naik. Lonjakan berat badan ini meningkatkan risiko penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Mengingat ada banyak dampak negatif emotional eating untuk kesehatan fisik dan mental, Anda yang sering menjalani kondisi ini sebaiknya mulai berupaya untuk meninggalkan kebiasaan tidak sehat ini. 

Baca juga: Mengenal Penyebab dan Tanda Emotional Eating

 

Cara mengatasi emotional eating

Ada beberapa tips mengatasi emotional eating yang bisa dijajal, antara lain:

  • Identifikasi akar penyebabnya

Hari yang buruk, pertengkaran dengan pasangan, sampai selisih paham dengan teman atau rekan kerja memang bisa menjadi pemicu stres. Namun, hal itu biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat.

Berbagai kondisi kronis juga bisa menyebabkan seseorang tak bisa menghentikan kebiasaan emotional eating, seperti stres kronis, amarah jangka panjang, depresi dan sejenisnya.

Jika hal ini terjadi, segera minta bantuan profesional. Kita juga harus melakukan manajemen stres dan memperbanyak aktivitas fisik untuk menghentikan kebiasaan ini.

Baca juga: 3 Cara Atasi Emotional Eating, Makan Berlebihan saat Stres

  • Tanyakan alasan kenapa kita makan

Ketika keinginan untuk makan muncul, coba tanyakan pada diri sendiri apakah kita benar-benar merasa lapar. Dengan melakukan hal itu, kita bisa mengenali alasan yang membuat keinginan makan itu muncul.

Jika memang keinginan makan muncul karena rasa lapar, sebaiknya konsumsi makanan bernutrisi seimbang dalam waktu 15 hingga 30 menit.

Saat keinginan makan muncul bukan karena rasa lapar, kita bisa mengalihkannya dengan aktivitas fisik atau meminum secangkir teh herbal bebas kafein.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com