KOMPAS.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi penyakit jantung, stroke, ginjal, sampai kematian.
Menurut WHO, hipertensi terjadi ketika hasil pembacaan tekanan darah di pembuluh darah saat jantung berdetak (sistolik) lebih dari atau sama dengan 140 mmHg.
Sedangkan tekanan darah di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detak jantung (diastolik) angkanya lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
Baca juga: Hati-hati, Kacang Mete Goreng Asin Tak Ramah Hipertensi
Sementara American Heart Association, lebih spesifik mendefinisikan rentang tekanan darah normal dan tidak normal.
Baca juga: 7 Cara Mengontrol Hipertensi, Selain dengan Obat
Penyebab tekanan darah tinggi bisa dibedakan berdasarkan jenis hipertensi, yakni primer (esensial) dan sekunder.
Melansir Mayo Clinic, penyebab hipertensi primer hingga kini belum diketahui.
Penyakit tekanan darah tinggi ini umumnya berkembang selama bertahun-tahun hingga menimbulkan komplikasi.
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit serta efek samping obat-obatan. Beberapa penyebab tekanan darah tinggi ini antara lain:
Baca juga: Minum Obat Hipertensi Pagi atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?
Selain penyebab di atas, penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi juga cenderung diidap orang dalam kondisi tertentu.
Beberapa faktor risiko penyakit hipertensi adalah:
Baca juga: Resep Infused Water Timun untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Meskipun penyakit hipertensi paling banyak menyerang orang dewasa, anak-anak juga berisiko mengidap masalah kesehatan ini.
Bagi sejumlah anak, penyebab penyakit hipertensi karena masalah pada ginjal dan jantung.
Namun, ada juga anak-anak yang terkena tekanan darah tinggi karena pola makan sembarangan, obesitas, dan kurang olahraga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.