KOMPAS.com – Pernahkah Anda mendengar sayur bernama asparagus?
Meski sudah lama dipasarkan di Indonesia, tidak semua orang memang familiar dengan sayur pendatang ini.
Asparagus bisa dibilang termasuk sayuran “elite”. Dibandingkan dengan jenis sayuran lainnya, harga asparagus bisa jauh lebih mahal.
Harga asparagus di pasaran berkisar antara Rp110.000 hingga Rp160.000 per kg.
Sayuran ini biasanya lebih mudah ditemui di supermarket yang menawarkan beragam jenis sayuran cukup asing.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini 6 Manfaat Luar Biasa Konsumsi Bawang Putih
Asparagus juga lebih banyak tersedia di restoran yang terbilang mewah. Sup asparagus adalah menu pembuka yang digemari banyak orang di sana.
Meski enak, sebagian orang tidak bagitu menyukai aroma asparagus.
Aroma pesing sering muncul pada sayuran ini, terutama pada urine orang yang mengonsumsinya.
Aroma kurang sedap itu ditimbulkan oleh senyawa mercaptan, yakni dimethyl sulfide, dimethyl disulfide, dimethyl sulfoxide, bis-(methylthio)-methane, S-methyl thioacrylate, S-methyl-3 (methylthio) thipropinate, dan dimethyl suphone.
Senyawa-senyawa itu tidak berbahaya. Jadi, Anda tak perlu menghindari makanan asparagus.
Meski aromanya sedikit mengganggu, asparagus tetap saja enak dan juga memiliki banyak manfaat kesehatan.
Baca juga: 8 Manfaat Bawang Merah untuk Pengobatan
Melansir Buku Cerdas Memilih Sayuran: Plus Minus 54 Jenis Sayuran (2010) oleh Lanny Lingga, terdapat sejumlah manfaat kesehatan dari asparagus.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Menjaga kadar gula darah tetap stabil
Asparagus mengandung kalori dan karbohidrat yang tergolong rendah.
Satu mangkuk kecil atau setara dengan 180 gram asparagus segar, hanya menghasilkan kalori sebanyak 43,20 kcal.
Jumlah tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan total kalori harian yang dibutuhkan kebanyakan orang.
Maka dari itu, sayuran ini cocok dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani diet rendah kalori atau penderita diabetes mellitus.
Makan asparagus tidak akan menaikkan indeks glikemik yang harus dihindari para penderita diabetes atau hiperglikemia.
Baca juga: Makan Cabai Pakai Tangkai atau Tanpa Tangkai, Mana yang Lebih Baik?
2. Menjaga kesehatan pencernaan
Asparagus mengandung inilin, yakni karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Serat ini dapat mencapai usus besar tanpa melalui reaksi enzimatis, sehingga dapat berfungsi sebagai probiotik.
Adanya inulin di dalam usus akan meningkatkan kehidupan mikroflora yang berguna untuk proses pencernaan.
Mikroflora tersebut di antaranya bakteri Bifido bacteria sp. dan Lactobacillus sp.
Inulin tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja sinergis dengan beberapa macam mineral yang terkandung dalam asparagus, seperti kalsium dan fosfor yang cukup tinggi.
Mineral-mineral ini dapat menurunkan kemasaman lambung.
Dengan kata lain, asparagus dapat mengubah suasana lambung menjadi basa. Alhasil, enzim pencernaan dapat bekerja dengan baik dan makanan pun tercerna dengan sempurna.