Obat-obatan ini telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan efek samping lain yang lebih serius, seperti peningkatan risiko gagal jantung dan anemia.
Karena risiko ini, obat-obatan ini pada umumnya bukan perawatan pilihan pertama.
Baca juga: Kenali Sering Lapar yang Bisa Jadi Tanda Diabetes
5. Inhibitor DPP-4
Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4 inhibitors) dapat membantu mengurangi kadar gula darah.
Contoh obat diabetes tipe 2 ini, yakni sitagliptin (Januvia), saxagliptin (Onglyza) dan linagliptin (Tradjenta).
Inhibitor DPP-4 dilaporkan cenderung memiliki efek samping yang sangat kecil.
Inhibitor DPP-4 tidak menyebabkan kenaikan berat badan, tetapi dapat menyebabkan nyeri sendi dan meningkatkan risiko pankreatitis.
6. Agonis reseptor GLP-1
Obat suntik ini berguna untuk memperlambat pencernaan dan membantu menurunkan kadar gula darah.
Namun, penggunaannya sering dikaitkan dengan penurunan berat badan. Kemungkinan efek samping lainnya, termasuk mual dan peningkatan risiko pankreatitis.
Contoh obat diabetes tipe 2 ini, yakni Exenatide (Byetta, Bydureon), liraglutide (Victoza) dan semaglutide (Ozempic).
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa liraglutide dan semaglutide dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang yang berisiko tinggi terhadap kondisi tersebut.
7. Inhibitor SGLT2
Obat-obatan ini mencegah ginjal menyerap kembali gula ke dalam darah.
Sebaliknya, gula diekskresikan dalam urin.
Contoh obat diabetes tipe 2 ini, di antaranya yakni canagliflozin (Invokana), dapagliflozin (Farxiga) dan empagliflozin (Jardiance).
Obat-obatan dalam kelas obat ini dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang dengan risiko tinggi terhadap kondisi tersebut.
Baca juga: Benarkah Urine Penderita Diabetes Terasa Manis?
Namun, efek samping dari obat Inhibitor SGLT2 dapat berupa infeksi jamur vagina, infeksi saluran kemih, tekanan darah rendah, dan risiko ketoasidosis diabetik yang lebih tinggi.
8. Insulin
Beberapa orang yang menderita diabetes tipe 2 membutuhkan terapi insulin.
Di masa lalu, terapi insulin digunakan sebagai upaya terakhir, tetapi hari ini sering diresepkan lebih awal karena manfaatnya.
Gula darah rendah (hipoglikemia) adalah kemungkinan efek samping dari insulin.
Pencernaan normal mengganggu insulin yang diminum, jadi insulin harus disuntikkan.
Tergantung pada kebutuhan Anda, dokter mungkin meresepkan campuran jenis insulin untuk digunakan sepanjang hari dan malam.
Ada banyak jenis insulin, dan masing-masing bekerja dengan cara yang berbeda.
Seringkali, orang dengan diabetes tipe 2 mulai menggunakan insulin dengan satu suntikan jangka panjang di malam hari, seperti insulin glargine (Lantus) atau insulin detemir (Levemir).
Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat diabetes yang dijual bebas untuk menentukan perawatan paling tepat.
Baca juga: 6 Tips Aman Mengonsumsi Jus untuk Penderita Diabetes
Melalui pemeriksaan medis, dokter bisa menentukan jenis obat yang paling sesuai untuk kondisi Anda.
Bersama dokter, Anda juga dapat memutuskan obat mana yang terbaik untuk Anda setelah mempertimbangkan banyak faktor, termasuk biaya dan aspek kesehatan lainnya.
Selain itu, konsulitasikan dengan dokter apabila obat diabetes yang diresepkan menimbulkan efek samping yang mengganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.