KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak besar pada setiap aspek kehidupan kita. Tak terkecuali pola tidur.
Selama pandemi virus corona, banyak orang mengalami masalah susah tidur. Di sisi lain, ada juga orang yang jadi terlalu banyak tidur.
Kondisi tersebut sama-sama tidak ideal bagi tubuh. Padahal tidur berkualitas penting untuk menjaga kesehatan.
Baca juga: 4 Macam Makanan dan Minuman Penyebab Susah Tidur di Malam Hari
Melansir Sleep Foundation, tidur adalah bagian penting dari proses biologis.
Sepanjang pandemi Covid-19, tidur berkualitas jadi lebih penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Tidur berkualitas bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini penting untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit, termasuk infeksi virus corona.
Tidur nyenyak juga bisa meningkatkan fungsi otak. Sehingga, kita bisa berpikir jernih, lebih fokus, dan mampu menyelesaikan persoalan kompleks.
Hal tak kalah penting, tidur berkualitas juga meningkatkan kesehatan mental.
Kurang tidur dapat memicu depresi, gangguan kecemasan, bipolar, sampai gangguan stres pascatrauma.
Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?
Menurut Goldstein, sejumlah orang yang dulu jadwal tidur berantakan, selama pandemi dan banyak tinggal di rumah jadwal tidurnya jadi lebih teratur.
Di sisi lain, ada juga orang yang selama pandemi Covid-19 jadwal tidurnya jadi berantakan.
"Beberapa orang jadwal tidurnya jadi lebih teratur karena minim aktivitas di luar rumah. Tapi ada juga yang jadi susah tidur," jelas dia seperti dilansir dari Time (24/6/2020).
Orang bisa susah tidur selama pandemi corona karena aktivitasnya banyak berkutat di rumah.
Kondisi ini bisa membuat tubuh kurang aktif bergerak ketimbang saat rutin beraktivitas di luar rumah. Hal itu bisa memengaruhi sistem homeostatis tubuh.
Baca juga: 3 Tips Relaksasi Agar Cepat Tidur Bagi Penderita Insomnia
Selain itu, minimnya paaran sinar matahari saat banyak beraktivitas di dalam rumah juga bisa mengganggu siklus sirkadian.
Kondisi ini bisa memicu seseorang jadi makan lebih banyak atau jarang makan, sehingga siklus pencernaan dan tidurnya ikut terganggu.
Ahli masalah tidur lain dari Johns Hopkins University School of Medicine AS, Dr. David Neubauer menjelaskan, kacaunya siklus sirkadian bisa merusak jam biologis tubuh.
"Ritme sirkadian kacau ini bisa ditandai begadang dan sering makan larut malam, lalu tidur di siang harinya," kata Neubauer.
Kondisi tersebut rentan dialami pekerja medis yang berdiri di garis depan pandemi Covid-19. Mereka memiliki waktu kerja yang panjang dan tingkat stres tinggi.
Selain itu, orang yang mengalami stres dan gangguan kecemasan selama pandemi juga rentan mengalami masalah tidur seperti insomnia akut.
Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari Terasa Mengganggu, Coba 7 Tips Mudah Berikut
Usahakan untuk meminimalkan stres dan kecemasan yang bisa memicu susah tidur.
Paparan sinar biru dari gawai juga bisa membuat susah tidur dan tidur jadi tak nyenyak.
Solusinya, jauhkan gawai dari tempat tidur minimal satu jam sebelum tidur.
Ahli juga menyarankan agar seseorang mulai rutin untuk bangun dan tidur di jam tertentu, termasuk pada akhir pekan.
Demi menyelaraskan sistem homeostatik tubuh, ada baiknya hindari tidur siang terlalu lama dan pantang tidur siang di sore hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.