Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Bayi di Bawah Usia 6 Bulan Belum Boleh Diberi MPASI

Kompas.com - 09/08/2020, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber

KOMPAS.com – Banyak orangtua masih beranggapan bahwa bayi mereka sudah siap makan sebelum usia 6 bulan.

Padahal akan lebih baik jika orangtua menunggu hingga bayi genap berusia 6 bulan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan American Academy of Pediatrics pun sama-sama menyarankan bayi harus diberi air susu ibu (ASI) eksklusif selama sedikitnya 6 bulan.

Baca juga: 5 Manfaat Menyusui bagi Bayi

ASI sudah menyediakan semua kalori dan nutrisi yang dibutuhkan bayi sebelum usia 6 bulan.

Lebih jauh, berikut ini ragam alasan bayi di bawah usia 6 bulan tidak boleh diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang perlu dipahami:

1. Kekurangan nutrisi

Melansir Buku Best of The Best MPASI: Gizi Tepat (2018) oleh Fasty Arum Utami, S.Gz. M.Sc, pemberian MPASI dapat membuat bayi kehilangan nutrisi dari ASI.

Pasalnya, konsumsi MPASI bisa membuat bayi kenyang dan enggan minum ASI, sehingga kebutuhan nutrisi bayi tidak terpenuhi.

Padahal kandungan nutrisi pada ASI cenderung lebih kompleks atau banyak daripada makanan yang dibuat.

ASI di antaranya terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat antibodi, dan ragam enzim yang disebut-sebut dapat mengurangi risiko bayi terkena penyakit tertentu, seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, asma, obesitas, dan diabetes.

2. Risiko tersedak

Hingga usia 6 bulan, mulut bayi hanya mampu membuat gerakan mengisap.

Bayi belum mampu mengunyah.

Jadi, jika dipaksakan, bayi bisa tersedak dan sangat berbahaya akibatnya.

Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

3. Memicu diare

Sebelum usia 6 bulan, sistem pencernaan bayi belum siap menerima MPASI.

Jadi, jangan pernah memberikan makanan padat pada bayi jika memang belum waktunya.

Sebelum genap usia 6 bulan usianya, bayi hanya bisa mencerna ASI.

Apabila diberi MPASI, usus bayi belum mampu mengolah zat makanan karena enzim pencernaan bayi belum diproduksi secara maksimal.

Alhasil, bayi rentan menderita diare jika tetap diberi MPASI sebelum berusia 6 bulan.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi

4. Memicu anemia

Pengenalan MPASI yang terlalu dini dapat memengaruhi penyerapan zat besi dari ASI, sehingg bisa menyebabkan bayi mengalami anemia.

5. Kelebihan berat badan

Melansir laman resmi IDAI, pemberian makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan dapat menyebabkan bayi mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas.

Pasalnya, makanan padat cenderung memiliki kalori yang lebih banyak ketimbang ASI.

Ini berarti, bayi akan mendapatkan asupan kalori yang lebih banyak dari yang seharusnya dan memicu penumpukan lemak di tubuh.

Barangkali Anda sebagai orangtua pernah mendengar orang lain mengatakan, kalau bayi senang memasukkan jari ke mulut, berarti dia siap diberi makanan tambahan, jangan terkecoh.

Faktanya, setiap bayi mengalami fase memasukkan jari tangan ke dalam mulut.

Baca juga: Cara Menyimpan, Mencairkan, dan Menghangatkan ASI dengan Benar

Ini adalah fase di mana bayi senang bereksperimen dengan tubuhnya, dan bukan tanda-tanda siap makan.

Berikan MPASI saat bayi benar-benar siap, yakni selepas usia genap 6 bulan.

Bayi usia kurang dari 6 bulan boleh diberi MPASI jika mereka mengalami pertumbuhan yang lambat seperti tidak mengalami kenaikan berat badan.

Namun, pemberian MPASI sebelum bayi berusia kurang dari 6 bulan perlu izin atau atas hasil konsultasi dengan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Health
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau